Covid-19 Mengancam Anak-Anak Surabaya
Kasus anak tertular Covid-19 di Surabaya sudah mencapai 39 anak
SURABAYA, BI — Pemerintah Surabaya saat ini memberikan perhatian yang lebih serius diberikan kepada anak-anak di Surabaya setelah terjadi kasus anak positif covid-19.
Menurut Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, anak-anak menjadi kelompok yang rentan dan perlu penanganan khusus dalam masa pandemi ini, maka dari itu dia meminta kepada seluruh orang tua untuk tidak membiarkan anak-anak bermain di luar tanpa pengawasan.
Risma menyebutkan bahwa di Surabaya ditemukan kasus anak tertular Covid-19. Anak tersebut tidak tertular dari orang tua mereka. Tapi, dari lingkungan.
”Kami harus waspada. Orang tua harus mengawasi anak-anak. Anak kalau keluar rumah harus cuci tangan. Apabila berada di luar rumah, ada yang mengajak cuci tangan sama-sama,” ungkap Risma.
Sudah lebih dari dua bulan anak-anak di Surabaya diliburkan dari sekolah. Pemkot bertujuan agar anak-anak itu bisa mengurangi kegiatan di luar rumah. Dengan demikian, anak lebih banyak di dalam rumah bersama keluarga.
Data hingga 21 Mei menunjukkan, pasien positif Covid-19 usia 0−4 tahun berjumlah 13 anak. Perinciannya, 7 bocah lelaki dan 6 perempuan. Yang berusia 5−14 tahun berjumlah 26 anak. Perinciannya, 16 anak laki-laki dan 10 perempuan. Jadi, total sudah ada 39 anak yang terpapar virus Covid-19.
Persebaran paling banyak memang di rentang usia 45−54 tahun. Total ada 372 orang. Dari jumlah tersebut, pasien lelaki 191 orang dan pasien perempuan 181 orang. Data tersebut berpotensi bertambah.
Risma menyebutkan, perawatan pasien anak memang membutuhkan perlakuan khusus. Sebab, mereka tak bisa dibiarkan sendiri. ”Anak-anak tak mungkin dirawat sendiri. Ada anak usia 13 tahun terkena. Dia di asrama haji. Tiap malam nangis. Akhirnya, kita pulangkan karena tidak tega. Masalahnya adalah apakah ibunya tega,” ungkap Risma.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Irvan Widyanto mengungkapkan, anak-anak yang berada di asrama haji itu sudah dibelikan mainan oleh wali kota supaya mereka punya kegiatan dan hiburan. Buku-buku bacaan juga tersedia di asrama haji.
”Bahkan, teman-teman dinkes telah membuat jadwal untuk mereka, mulai senam gembira, berjemur, hingga pemeriksaan dokter,” jelas Irvan.
Sementara itu, jajaran kepolisian juga menunjukkan peran aktifnya untuk mencegah persebaran Covid-19 di area perkampungan. Mereka membentuk kampung tangguh.