Hubungan Amerika dan China Makin Memburuk
Trump sebut dirinya bisa saja menghentikan semua bentuk kerjama dengan China
![](https://i0.wp.com/beritaindonesia.hk/wp-content/uploads/2020/04/trump-statement.jpg?resize=780%2C470&ssl=1)
Amerika Serikat, BI –– Presiden Donald Trump benar – benar larut dalam kemarahan karena kesdihannya yang mendalam akibat carut marutnya negara kebanggaannya sebab serangan pandemi Covid-19.
Pada setiap kesempatannya Trump selalu mengungkit-ungkit tentang kegagalan China dalam menangani virus corona baru hingga penduduknya membawanya terbang kemana-mana dan menulari dunia.
Untuk saat ini bahkan tak mau bicara dengan Presiden China Xi Jinping dan bahkan Trump menyebut dirinya bisa saja memutuskan hubungan AS dan China soal upaya penanganan pandemi virus corona.
“Saya punya hubungan yang baik (dengan Xi), tapi saat ini aku sedang tidak ingin berbicara dengannya,” ujar Trump kepada Fox Bussiness.
“Saya sangat kecewa dengan China. Saya memberitahu hal ini pada anda sekarang,” imbuh dia.
Ditanya soal apa yang akan dilakukan AS, alih-alih memberikan jawaban spesifik, Trump melayangkan komentar dengan nada ancaman.
“Ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan sesuatu. Kita bisa memutuskan seluruh hubungan,” jelas Trump.
“Jika anda melakukannya, apa yang akan terjadi? kata Trump. “Anda akan menghemat US$ 500 miliar jika anda memutuskan seluruh hubungan.”
Senada dengan Trump, Menteri Luar Negeri As Mike Pompeo juga melayangkan tuduhan ke China, Kamis (14/5) lalu.
“Sementara AS dan sekutu serta mitra kami mengkoordinasikan respon kolektif yang transparan untuk menyelamatkan jiwa, PRC terus membungkam ilmuwan, jurnalis, dan warganya, serta terus menyebarkan informasi salah yang memperburuk dampak krisis kesehatan ini,” ujar Pompeo.
Menjawab tudingan, Duta Besar China untuk Inggris Liu Xiaoming, menyatakan bantahan, “tidak ada yang ditutup-tutupi.”
“China adalah korban. China bukan pelakunya.”
Ketegangan antara AS dan China semakin meningkat setelah munculnya perdebatan tentang asal-usul pandemi, yang muncul pertama kali pada akhir 2019 di Wuhan. Karenanya, Trump menyebutnya sebagai “wabah dari China.”