Nasional

RSUD Dr. Soetomo Kewalahan Tangani Pasien

RS. Unair Tidak Menerima Pasien Covid-19, RSUD Dr. Soetomo Kebanjiran Pasien

SURABAYA, BI – Melansir Jawapos – Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya kewalahan tangani pasien, diduga hal ini terjadi karena Rumah Sakit Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tidak menerima pasien covid-19.

“Kalau RS Unair sementara internal cleaning, pasti larinya (pasien) ke RSUD Dr Soetomo. Kita lihat dua hari terakhir naiknya pasien luar biasa di RSUD Dr Soetomo,” kata Dirut RSUD Dr Soetomo, Joni Wahyuhadi, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis malam, 28 Mei 2020.

Joni tidak memerinci berapa lonjakan pasien yang masuk ke RSUD Dr Soetomo. Berdasarkan data yang ia terima, jumlah pasien covid-19 yang dirawat di RSUD Dr Soetomo sebanyak 130 orang lebih. Sementara kapasitas yang tersedia hanya 153 bed (ranjang).

“Rata-rata per dua hari kita sediakan sekitar 20 bed baru untuk merawat pasien covid-19,” kata Joni.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Covid-19 Jatim ini bersyukur rumah sakit darurat yang mulai beroperasi. Pasien covid-19 dengan gejala ringan dan sedang bisa dirawat di rumah sakit darurat. RSUD Dr Soetomo bisa fokus menangani pasien berkondisi sedang hingga berat.

Namun semua tambahan kapasitas penanganan pasien tak akan ada artinya jika orang yang terjangkit terus berdatangan. Joni mengajak semua pihak turut andil menghentikan penyebaran covid-19.

“Kami berharap lonjakan pasien covid-19 bisa segera berhenti. Ini memberikan pesan pada kita semua bahwa covid-19 tidak main-main,” jelasnya.

Joni khawatir tenaga kesehatan kewalahan bila laju pasien covid-19 tidak terhenti. Sejauh ini data Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim menyebut setidaknya ada 153 tenaga kesehatan di Jatim positif covid-19.

“Secara teoristik pandemi virus gampang nyetopnya, karena bisa sembuh sendiri. Sektornya dihentikan, nah sektornya itu ya si pembawa virus. Lah celakanya untuk covid-19 itu pembawanya manusia,” ujarnya.

Berdasarkan teori dan peraktek dalam kesehatan, kata Joni, salah satu cara menghentikan penyebaran virus adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Kemudian memisahkan yang sehat dengan yang sakit.

“Namanya isolasi. Berdampak memang karena manusia tidak bisa diisolasi, karena makhluk sosial,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.