Asia Tenggara,Tengah dan Afrika Tak ada Haji 2020
Tercatat ada enam negara yang tersebar dari Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Afrika.
Jakarta, BI – Pandemi membuat banyak negara melakukan pembatasan orang berkerumun, tahun 2020 ini negara yang tidak mengirimkan jamaah haji terus bertambah.
Setidaknya sudah tercatat ada enam negara lain yang tersebar dari Asia Tenggara, Asia Tengah, dan Afrika.
Negara tersebut adalah Singapura, Brunei Darussalam, India, Mesir, dan Uzbekistan. Lalu yang paling baru, Kamis (11/6) pemerintah Malaysia memutuskan tidak menyelenggarakan haji tahun ini. Layaknya di Indonesia, calon jamaah haji Malaysia yang sedianya berangkat haji tahun ini diprioritaskan berhaji tahun depan.
Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan ada tujuh negara yang telah memutuskan tidak menyelenggarakan haji tahun ini.
Endang pun mendapatkan kabar langsung dari Konsul Haji Malaysia. “Menteri Urusan Ugama Malaysia telah mengumumkan hal tersebut (pembatalan haji 2020, Red) pada hari ini,” kata dia.
Endang mengatakan kebijakan tersebut secara resmi sudah disampaikan ke Kedutaan Arab Saudi di Kuala Lumpur.
Begitu juga dengan India, kata Endang, sejak 6 Juni lalu Komite Haji India mengumumkan calon jamaah haji diberikan kebebasan untuk membatalkan haji 2020. Komite akan mengembalikan seluruh uang jamaah 100 persen.
Di India tidak ada sistem setoran awal pendaftaran haji seperti di Indonesia. Di India pembayaran haji dilakukan secara langsung atau dicicil selama enam bulan bagi calon jamaah yang dinyatakan lolos di tahun berjalan.
Untuk pemberangkatan periode 2020 ini, calon jamaah haji India mulai mengangsur sejak Oktober 2019. Total biaya haji di India sebesar USD 2.500 atau sekitar Rp 35,4 juta/jamaah. Hampir sama dengan rata-rata biaya haji jamaah Indonesia.
Endang menyebut adanya kabar bahwa pemerintah Arab Saudi akan membuka haji namun dengan kuota sangat terbatas. Yakni hanya 20 persen saja untuk keseluruhan. Seperti diketahui tahun lalu jumlah jamaah haji secara keseluruhan sekitar 2,4 juta orang. Dengan adanya kuota hanya 20 persen, maka kuota haji hanya sekitar 480 ribuan jamaah.
“Berita itu (kuota haji 2020 hanya 20 persen, Red) sudah saya komunikasikan dengan kantor Sekretariat Menteri Haji (Arab Saudi, Red),” kata Endang. Namun belum ada pernyataan resmi terkait kabar tersebut. Dia mengatakan merujuk informasi dari Dirjen Haji Kementerian Haji (Kemenhaj) Arab Saudi, mereka tidak bisa memutuskan.
Saat ini pembahasan haji 2020 di Arab Saudi sudah di komite tinggi. Namun belum sampai ke komite tertinggi. Setelah dibahas di komite tertinggi, baru ditetapkan di tingkat kerajaan. Struktur perhajian di Arab Saudi berlapis. Sementara Kemenhaj hanya urusan teknis saja.
Sampai saat ini, kata Endang, belum ada keputusan resmi pencabutan larangan jamaah umrah oleh Arab Saudi. Meskipun sudah ada pelonggaran ketentuan lockdown di Arab Saudi di tengah wabah Covid-19, belum ada kabar kapan larangan umrah dicabut. Dia menjelaskan aturan larangan perjalanan umrah dikeluarkan sejak 27 Februari lalu. (JawaPos)