SEMARANG, BI – Bupati Brebes,Idza Priyanti gelar acara bersepeda dan dangdutan (12/7), acara yang dihadiri ribuan orang tanpa mengedepankan physical distancing dan protokol kesehatan itu mendapat sorotan dari banyak pihak.
Ditemui di rumah dinasnya, Ganjar menyesalkan acara gowes massal yang dihadiri Bupati Brebes itu. Dia langsung menegur Bupati dan Wakil Bupati Brebes melalui pesan singkat WhatsApp.
“Barusan saya dilapori teman-teman di Brebes, ada masyarakat dan kades yang lapor saya. Langsung saya lihat berita dan videonya. Lho, Itu kan berbahaya,” tegas Ganjar, Minggu (12/7).
Ganjar meminta Bupati Brebes untuk tidak menggelar acara massal dulu. Sebab, kondisi yang terjadi hari ini masih fluktuatif. “Ini kan di Jawa masih berkembang (COVID-19). Hampir semua titik, di Jateng, Jabar, Jatim dan DIY juga masih terjadi. Maka ayo kita punya sense soal itu,” imbuhnya.
Ganjar meminta Bupati Brebes menghentikan semua acara-acara yang menimbulkan kerumunan massa. Dia justru memerintahkan Bupati Brebes memperbanyak aktivitas pengecekan massal, baik rapid tes massal atau PCR.
“Testing-testing massal ini sebenarnya aktivitas yang didorong. Saya minta coba lakukan tes massif dulu di seluruh wilayah Brebes agar mengetahui petanya seperti apa. Menurut saya itu jauh lebih baik,” tegasnya.
Apabila Brebes sudah melakukan tes masif seperti Kota Semarang misalnya, maka akan diketahui bagaimana kondisinya. Apakah merah, kuning atau hijau. “Dengan cara itu, maka kita bisa mengetahui kondisi sebenarnya. Kalau mau ada event, ya dipilih mana yang hijau, kecamatan mana, desa mana, yang boleh ikut siapa, protokol kesehatannya seperti apa.
Untuk mengetahui mana-mana daerah merah, kuning hijau itu hanya bisa ketahuan kalau sudah dilakukan tes massal,” tuturnya. Sebelumnya, Bupati Brebes, Idza Priyanti menghadiri acara gowes bersama di Kecamatan Tonjong. Acara yang dihelat di salah satu lapangan dengan hiburan dangdut dan organ tunggal itu dihadiri ribuan massa.
Dari foto dan video yang beredar, banyak masyarakat yang tidak memakai masker. Jarak antara masyarakat juga tidak mengindahkan protokol kesehatan karena berkerumun. (flo/jpnn)