Imam Masjid Hagia Sophia Lestarikan Tradisi Bawa Pedang Saat Khotbah Jumat
Dari Masjid kembali ke Masjid setelah dijadikan museum selama 86 tahun
TURKI, BI –Terlepas dari pendapat siapapun dan dari negara manapun Hagia Sophia dulunya adalah Masjid bersejarah yang kini dikembalikan lagi sebagai Masjid setelah 86 tahun ini dijadikan museum oleh petinggi terdahulu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan didukung oleh para petinggi dan politisi dalam pengembalian Masjid kembali ke Masjid tersebut.
“Sekarang tempat ini (Hagia Sophia) kembali ke bentuk aslinya, yaitu menjadi masjid lagi,” kata Presiden Erdoğan.
“Namun, itu adalah tempat di mana orang-orang dari semua agama dapat datang dan mengunjungi sebagai warisan budaya semua umat manusia.” imbuhnya.
Prof Dr Ali Erbaz, Ketua Direktorat Urusan Keagamaan Turki (Diyanet), berhasil menjalankan tugas mulianya sebagai imam dan pembawa khotbah dengan pada pelaksanaan shalat Jumat pertama di Masjid Agung Hagia Sophia (Ayasofya). Yang menarik, ia membawakan khotbah Jumat (24/7) sambil memegang sebilah pedang di tangannya.
Ritual membaca khotbah sambil memegang pedang, merupakan tradisi sejak era Khilafah Utsmaniyyah (Ottoman), dan memiliki makna yang berbeda tergantung pada cara pedang itu ditangani dan di mana ia digunakan. Pedang yang dipegang di tangan kanan mengungkapkan niatnya untuk menggunakan pedang tersebut, dan bertujuan untuk menakut-nakuti musuh, menurut Erbaz.
Sedangkan pedang yang dipegang di tangan kiri, seperti dalam khotbah, bertujuan untuk memberikan kepercayaan kepada sekutu dan para pengikut.
“Hagia Sophia adalah simbol penaklukan dan kepercayaan penakluknya yang menganugerahkannya dengan syarat bahwa itu tetap menjadi masjid sampai hari terakhir,” kata Erbas dalam khutbah dengan merujuk pada Sultan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih), yang menaklukkan Kota Istanbul.
Dilansir laman hurriyetdailynews.com yang berbasis di Turki, Erbaz menegaskan bahwa tradisi ini akan terus berlanjut dalam setiap shalat Jumat di Masjid Agung Hagia Sophia. (bi)