Daerah

Tengok Istri, WNA Bersitegang dengan Warga dan Dipaksa Pulang

Masa ijin tinggal juga akan habis

BLITAR, BI – Imigrasi Kelas IIB Blitar, Jawa Timur (Jatim) melepas WNA (warga negara asing) asal Kanada atas nama Chuang Chung Him atau Matthew (37).

Pria tersebut sempat “bermasalah” karena beberapa kali terlibat bersitegang dengan warga lokal di Kota Tulungagung, dengan terlebih dulu diberi peringatan untuk lebih menjaga perilakunya.

“Kepada yang bersangkutan telah diberikan peringatan untuk beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat sekitar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Kasi Inteldakim Kantor Imgrasi Kelas II Non TPI Blitar Angga Purnama dalam siaran persnya, Selasa (16/9).

Chuang Chung Him juga diingatkan bahwa masa berlaku izin tinggal yang bersangkutan hampir habis.

Visa tinggal Chuang Chung Him disebut Angga akan berakhir pada 20 September 2020. “Jika tidak segera diperpanjang dan masih di Indonesia, konsekuensinya dapat berujung pada pengenaan penalti denda sesuai aturan keimigrasian yang berlaku,” katanya.

Sebelumnya, Chuang Chung Him sempat dijemput tim Imigrasi Kelas IIB Blitar saat masih di Hotel Narita, Tulungagung.

Pria berkewarganegaraan Kanada keturunan China ini menjadi subjek pemeriksaan Imigrasi, karena dilaporkan warga sempat terlibat bersitegang dengan warga lokal di area Pujasera Pasar Sore, depan stasiun Kota Tulungagung.

Saat hendak diperiksa petugas Imigrasi di Hotel Narita, Chuang Chung Him sempat bersikap resisten.

Dia menolak diperiksa dokumen keimigrasian dengan dalih tidak melakukan pelanggaran. Ia baru bersedia dibawa ke kantor Imigrasi setelah dibujuk teman wanitanya yang asli warga Ngantru, Tulungagung.

“Dari pemeriksaan dokumen tidak ditemui adanya pelanggaran keimigrasian,” kata Angga.

Terkait dengan adanya kejadian Chuang Chung Him dilaporkan telah melakukan tindakan yang meresahkan masyarakat, yang bersangkutan menyampaikan bahwa sumber masalah ialah miskomunikasi.

Yakni karena ada kendala bahasa dengan masyarakat dan perbedaan kultur, sehingga hal yang wajar diucapkan di negara asal Chuang Chung Him menjadi hal yang tidak baik bagi masyarakat sekitar. (antara/jpnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.