KJRI Jeddah Pulangkan 8 PMI, Salah Satunya Sakit Keras
JEDDAH, BI – Mengutip informasi dari instagran KJRI Jeddah (24/10), fihak perwakilan pemerintah Indonesia disana mengabarkan tentang pemulangan WNI/PMI dengan aneka permasalahan hingga melibatkan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI).
Tiga hari lalu KJRI Jeddah telah memulangkan sebanyak 8 WNI/PMI melalui Bandara Internasional King Abdualaziz, setelah sebelumnya mereka ditampung sementara di shelter KJRI dengan rentang waktu yang bervariasi sesuai dengan selesainya kasus mereka.
Di antara delapan WNI tersebut, ada yang bekerja 16 tahun lamanya. Gaji tidak ada masalah. Hanya saja dia menderita sakit dan tak kunjung sembuh. Akhirnya, majikan meminta bantuan KJRI untuk mengurus kepulangannya. Biaya ditanggung majikan.
Ada juga yang sudah bekerja 10 tahun, lalu kabur ke KJRI. Dia minta dipulangkan karena sakit-sakitan.
Ada juga hanya karena masalah sepele, sang majikan tega mengusir pekerjanya yang telah bertahun-tahun mengabdi kepada dia dan keluarganya.
Di antara rombongan yang dipulangkan itu, terdapat dua orang yang menjadi korban tindak kekerasan dari majikan, mulai dari pemukulan, penyiraman dengan air panas, tidak diberi makan selayaknya, hingga beban kerja di luar batas, seperti bekerja di tiga tempat. Celakanya lagi, mereka masuk ke Arab Saudi dengan visa ziarah (kunjungan).
Bekerja ke Arab Saudi dengan visa ziarah sama saja memberikan ruang atau membuka peluang bagi pengguna jasa atau pihak perekrut untuk berbuat seenaknya dan semena-mena.
PK ini sangat penting, terutama bila terjadi permasalahan, seperti perselisihan dengan pengguna jasa atau majikan terkait hak dan kewajiban.
PK bisa dijadikan senjata untuk melawan perlakuan sewenang-wenang oleh pengguna jasa. Oleh karena itu fihak KJRI sebagai perwakilan pemerintah menghimbau agar semua WNI yang bekerja di Arab Saudi bisa menlengkapi diri dengan PK sebagai pelindung diri. (bi)