Kisah Mantan Pekerja Migran Membangun UMKM
Blitar, BI – Tarmini (41) dikalangan orang UMKM diwilayah Blitar disebut sebagai Bu Mimi Kripik, sesuai dengan usahanya sebagai pengelola dan inovator kripik sayur dari kabupaten Blitar yang Krenyes gigitannya.
Sebelum terjun ke dunia Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Tarmini sempat merantau ke Malaysia (1995)selama 4 tahun di pabrik elektronik dan 4 tahun Taiwan(2002) sebagai perawat orang tua.
Sebagai mantan pekerja migran Bu Mimi tahu betul tentang suka dukanya jadi seorang yang bekerja dengan orang asing, sehingga Ia menyarankan agar semua PMI yang sudah pulang tidak perlu kembali lagi bekerja dirumah orang.
Sutarmi berkisah, dulu saat ia merantau di Taiwan di 3 tahun pertama mendpatkan majikan yang baik sekali, namun di kontrak ke 2 Tarmini mendapatkan majikan yang tidak baik, pelit, tak berhenti kerja dan suka nyubit dan mukul.
Oleh karena kisah sedih itu Tarmini menguatkan hatinya untuk tidak mau lagi kerja ikut orang, bagaimanapun caramya Ia akan berjuang di rumah sendiri.
Dengan semangat yang tinggi Tarmini memulai usaha pada tahun 2014 dengan membuat tahu kresss pada tahun 2014, dan menekuni usahanya dalam membuat kripik aneka sayurnya mulai 2016.
Pada tahun pertama membuat belum ada kripik pare di pasaran hingga bisa laku, baru kemudian banyak yang membuatnya, melihat kondisi itu Tarmini berinovasi dengan menambahai produk kripik pare dengan kripik sayuransayuran lainnya, seperti terong, gambas dan lompong/pohon talas, jamur, bayam dan singkon rasa gadung.
“Saya sudah memulai bikin kripik pare dengan ala kadarnya,tanpa belajar sebelumnya,saya terinspirasi bikin kripik sayur karena banyak orang yg nggak suka makan sayur dan saya berinovasi bikin kripik aneka sayur dengan merek Yu Mi .”
Rumah produksi Yu Mi beralamat di Semen, Gandusari, Blitar – Jawa Timur.
Jatuh dan Bangun Membangun Usaha
Sebagai pengusaha UMKM tentu saja dimana-mana juga sama jika ceritanya soal jatuh dan bangun, kendala dan saingan pasti akan bermunculan, lantas apa kendala Tarmini dalam menjalai usahanya tersebut.
Kendala utama adalah permodalan, karena usaha tidak selalu jalan jadi modal memang harus selalu siap dengan suntikan untuk mempertahankan usaha tersebut.
Terkait dengan pemasaran, awalnya Tarmini hanya mengandalkan jaringan sosial media dan dari mulut ke mulut hingga seiring dengan berjalannya waktu Ia bisa bergabung dengan berbagai aktivitas yang tujuannya memasarkan produknya, bahkan di Kabupaten Blitar memiliki slogan Bela Beli Produk Blitar yang diprakarsai oleh Bupati dan jajarannya.
Tarmini juga suka ikut pameran dan akhir – akhir ini ikut kurasi produk untuk dijual lebih luas lagi, termasuk dikirim ke Hong Kong sebagai camilan tradisional Indonesia.
Jangan Gampang Menyerah BerUMKM
Dalam usahanya untuk tetap eksis di dunia usaha Tarmini juga rajin mengikuti berbagai pelatihan yang diadakan oleh kelompok – kelompok masyarakat dan dari dinas-dinas terkait usaha kecil menengah di Kabupaten Blitar.
Dengan ikut pelatihan banyak hal baru yang Ia dapatkan selain rekan usaha juga adanya percayadiri utuk terus berdiiri menjadi pengusaha sendiri.
Dari pelatihan yang saya ikuti itu juga akhirnya saya bisa mengurus berbagai ijin usaha yang layak jual dengan PIRT, OSS/NIB, IUMK, HALAL dan Hak Merek/HAKI.
Pesan Tarmini untuk teman – teman yang hendak usaha di kampung
Untuk para teman – teman yang sekarang di Hong Kong yang nanti pulang ingin usaha, sebaiknya siapkan semangat yang banyak karena memulai usaha itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, akan banyak ujian dan cobaan yg harus kita hadapai.
Bersamaan itu juga kita juga harus yakin dan optimis optimis dengan usaha kita kedepannya akan maju dan berhasil hingga sukses.
Jangan lelalh belajar dan terus menimba ilmu dari yang sudah senior dibidang bisnis, ikuti juga pelatihan –pelatihan yang diadakan oleh masyrakat mau pun pemerintah melalui dinas terkait.
(Dituturkan Tarmini kepada Berita Indonesia Hong Kong)