Pejabat Positif COVID-19, Diisolasi di Vila Khusus
CIANJUR, BI – Seorang pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur, positif COVID-19 setelah hasil tes usapnya keluar. Pejabat kedua di lingkungan Pemkab Cianjur yang terpapar tersebut menjalani isolasi di vila khusus di Kecamatan Pacet.
“Setelah satu orang pejabat yang sebelumnya terpapar dan meninggal dunia karena mengidap penyakit lain, kami mencatat pejabat lainnya yang juga terpapar berdasarkan hasil tes usap.
Sehingga sudah dua orang pejabat di lingkungan pemkab yang terpapar COVID-19,” kata Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur dr Yusman Faisal saat dihubungi Jumat.
Ia menjelaskan, sebelumnya penjabat yang juga bagian dari gugus tugas COVID-19 Cianjur, tidak mengeluhkan sakit atau bergejala terpapar, namun setelah dilakukan tes usap dengan hasil positif, pejabat tersebut langsung menjalani isolasi dan gugus tugas melakukan penelusuran.
Puluhan pegawai di kantor tempat pejabat tersebut bertugas, langsung dilakukan tes usap dan masih menunggu hasil, termasuk anggota keluarga yang sempat berkontak langsung.
“Kami masih menunggu hasil, saat ini seluruh dinas sudah melakukan WFH termasuk kantor pejabat yang terpapar,” katanya.
Tercatat hingga saat ini, pasien yang terpapar di Cianjur, tambah dia, terus meningkat terlebih penularan yang terjadi secara sporadis dan dapat menimpa siapapun tanpa kenal usia, tidak seperti pada awal masa pandemi, sehingga lima ratusan ruang isolasi yang ada saat ini terisi penuh.
Bahkan sejak satu bulan terakhir, pihaknya terpaksa menerapkan sistem antrean untuk pasien positif yang akan menjalani isolasi di rumah sakit atau vila khusus serta wisma kesehatan.
“Tingkat kesembuhan masih bertahan di angka 65 persen karena tingkat penularan meningkat,” katanya.
Berbagai upaya antisipasi dilakukan termasuk menerapkan sistem kerja di rumah atau WFH untuk semua kantor dinas dan OPD yang ada di lingkungan Pemkab Cianjur, untuk memutus rantai penyebaran dan antisipasi terjadinya penularan secara sporadis.
“Tidak hanya dinas dan OPD, beberapa pusat layanan kesehatan yang sebagian besar tenaga kesehatannya terpapar, juga dilakukan pembatasan pelayanan. Kami juga terus menggencarkan tes cepat dan usap atau RT-PCR diberbagai lingkungan dari utara hingga selatan,” katanya. (antara/jpnn)