Surabaya Lakukan Gerakan di Rumah Saja dan Tutup Jalan Utama
Surabaya, BI – Plt Wali Kota Surabaya melakukan rapat evaluasi bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan 17 kepala daerah lain di Jawa Timur. Mereka adalah kepala daerah yang wilayahnya menerapkan PPKM.
Dari rapat evaluasi tersebut, Whisnu mengatakan, angka positif Covid-19 cenderung menurun. Tidak hanya penurunan jumlah warga yang terinfeksi, juga angka kematian akibat Covid-19.
Atas kondisi tersebut, menurut Whisnu, pihaknya tidak lagi menerapkan lockdown pada akhir pekan. Sebelumnya, beberapa daerah diisukan menerapkan lockdown pada akhir pekan ini, yakni pada 6 dan 7 Februari.
”Nggak menerapkan lockdown. Salah satu faktornya, BOR (bed occupancy rate) atau ketersediaan kamar di Rumah Sakit menurun. Di Jawa Timur sekitar 64 atau 56 persen. Dari situ, Jatim tidak menerapkan lockdown,” tutur Whisnu ketika ditemui pada Jumat (5/2).
Sebagai gantinya, Whisnu menyebut, Jatim akan menggalakkan kegiatan bertajuk Gerakan di Rumah Saja pada akhir pekan ini. Namun, kegiatan tersebut merupakan kebijakan masing-masing wilayah.
”Surabaya akan diperketat. Artinya seperti penutupan ruas jalan akan kita lakukan. Yang awalnya hanya di Jalan Raya Darmo dan Tunjungan, akan kita perluas di Mayjen Sungkono tapi mulai pukul 22.00,” terang Whisnu.
Tempat lain adalah penutupan Jembatan Suroboyo pada Minggu pagi. Sebab, berdasar evaluasi, tiap Minggu pagi, warga berkerumun di tempat tersebut. ”Sehingga Minggu (7/2), mulai pertigaan Sentra Bulak sampai Jembatan Suroboyo kita tutup,” ucap Whisnu.
Tempat lain adalah kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya yang biasa dipadati pedagang kaki lima (PKL). Pemkot akan melarang PKL berjualan di tempat tersebut. ”Sama halnya dengan Tugu Pahlawan. Kan sempat viral kemarin, sejak minggu lalu sudah diimbau untuk tidak berjualan selama PPKM,” ujar Whisnu.