Twitter Bakal Bikin Sumber Duit Pembuat Konten
Jakarta, BI – Twitter bakal bikin fitur “Super Follows” berupa konten berbayar bagi pengguna agar bisa mengakses konten eksklusif yang jadi sumber duit para pembuat konten di platform media sosial itu.
Konten eksklusif ini bisa berupa buletin berlangganan, video, penawaran khusus, dan diskon kepada pelanggan yang membayar biaya langganan bulanan ke Twitter untuk menjadi “Super Follows”. Konten-konten itu tidak bisa diakses bagi pengguna biasa.
Konten eksklusif ini bakal disediakan oleh akun-akun yang produktif di Twitter, baik akun bisnis, selebriti, ataupun akun pengguna biasa.
Sebelumnya, pengguna Twitter dan investor telah lama meminta perusahaan media sosial itu untuk meluncurkan model bisnis berbasis langganan.
Sebab, saat ini makin banyak pembuat konten dan influencer internet menggunakan layanan seperti Patreon, Substack, dan OnlyFans untuk menghasilkan uang dari popularitas online mereka. Patreon adalah layanan untuk memberikan sejumlah uang kepada pembuat konten dari para pengikut mereka.
Layanan konten eksklusif berbayar ini juga memungkinkan Twitter untuk menambah saluran pendapatan baru ketika dunia didominasi oleh iklan Google dan Facebook.
Namun, Twitter belum mengungkap berapa besar uang berlangganan yang akan dibagi kepada pembuat konten yang bersedia menyediakan konten eksklusif itu.
“Menjajaki peluang mendapat pendapatan dari pengguna (lewat fitur) Super Follows memungkinkan pembuat konten dan penerbit memperoleh pemasukan langsung dari fans mereka. Hal ini juga akan mendorong mereka untuk terus membuat konten yang disukai audiens,” jelas Twitter dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AP.
Saat ini, fitur Super Follow belum tersedia. Tapi, Twitter mengatakan akan mengumumkan soal fitur baru ini dalam beberapa bulan mendatang.
Produk baru lain Twitter adalah “Revue”. Fitur ini memperbolehkan pengguna untuk menerbitkan buletin berbayar atau gratis kepada audiens mereka.
Ada juga “Twitter Spaces”, pesaing Clubhouse yang memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam obrolan audio. Saat ini, fitur itu masih dalam pengujian beta privat yang belum bisa diakses pengguna Twitter secara umum.
Perusahaan yang berbasis di San Francisco itu menargetkan pendapatan pada 2023 lebih dari US$ 7,5 miliar (sekitar Rp106,5 triliun; kurs Rp14.209,80), naik dua kali lipat dari pendapatan 2020 US$ 3,7 miliar (sekitar Rp52,5 triliun).(eks)