Meulabohm, BI – Sejumlah kalangan menuntut Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat, bisa segera memastikan apa yang terjadi dengan Amelia Wulandari, seorang mahasiswi yang dikabarkan lumpuh setelah mendapat suntikan vaksin Covid-19. Di antaranya adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Tarmizi, yang menyatakan tidak cukup hanya dengan menyampaikan dugaan psikomatis.
“Terkait dengan mahasiswi yang lumpuh usai vaksin, kami minta Dinas Kesehatan Aceh Barat untuk mempelajari apakah lumpuh tersebut betul-betul disebabkan oleh vaksin atau ada sebab lain,” kata Tarmizi kepada ANTARA, Sabtu 7 Agustus 2021.
Tarmizi berharap ada pembuktian penyebab secara medis. Alasannya, kasus Amelia menjadi lumpuh sudah menjadi perhatian publik. Itu sebabnya, dia menambahkan, penyebab lumpuh harus dibuktikan dengan uji laboratorium dan pemeriksaan lebih lanjut, serta harus dilakukan segera.
Tarmizi juga meminta agar Dinas Kesehatan Aceh Barat harus menjelaskan kepada masyarakat, sehingga tidak takut vaksinasi. “Jika memang benar karena vaksin ya sampaikan dengan jujur. Jika bukan karena vaksin juga harus disampaikan dengan tegas,” kata Tarmizi.
Amelia dilaporkan menderita lumpuh usai menjalani vaksinasi Covid-19 di Akademi Keperawatan di Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh. Mahasiswa tingkat akhir di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, ini dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh sejak Minggu, 1 Agustus 2021.
Amelia telah mendapat kunjungan dari tim Universitas Syiah Kuala di rumah sakit. Di dalam tim itu adalah Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Safrizal Rahman, yang juga berasal dari Tim Satgas Covid-19 USK. Safrizal menjalin komunikasi dengan Amelia maupun dokter yang merawatnya untuk ikut memantau perkembangan kesehatan Amelia.
Safrizal mengungkapkan, apa yang terjadi pada Amelia kemungkinan besar benar karena faktor psikosomatik atau ketakutan yang berlebihan sehingga memicu dampak pada kesehatannya. Dasarnya adalah, saat screening Amelia diketahui mengutarakan punya penyakit asam lambung dan pernah terinfeksi tifus.
“Tapi semua keluhan itu bukan termasuk kontra indikasi atau halangan untuk melakukan vaksin,” ucap Safrizal seperti dikutip dari situsweb USK yang dipublikasi 3 Agustus 2021.
Berdasarkan screening inilah, Safrizal menilai adanya dugaan kecemasan yang tinggi dari Amelia sehingga menaikkan kadar asam lambungnya, berlanjut ke keluhan nyeri di ulu hati. Selanjutnya, kaki Amelia menjadi lemah sehingga dia dilarikan ke rumah sakit.
“Setelah diamati tanda-tanda vitalnya secara ilmu kedokteran seperti tekanan darah, nadi, dan pernapasan itu normal-normal saja. Ketika diajak bicara juga normal,” ucapnya.
Di rumah sakit, Amelia mendapatkan terapi secara medis dan saat ini kondisi pemulihan kakinya, disebutkan Safrizal, sudah terjadi peningkatan. Tak seperti saat datang di rumah sakit, kaki mahasiswi itu sudah bisa diangkat. Sejatinya, progress itu akan dilanjutkan dengan terapi berjalan.
Safrizal menegaskan apa yang terjadi pada Amelia tidak bisa serta merta disimpulkan dampak dari vaksinasi Covid-19. Alasannya, sampai saat ini sudah lebih dari 20 juta orang di Indonesia yang sudah divaksin. Sedang kejadian ikutan psikosomatik disebutkannya juga sudah beberapa kali dilaporkan.
“Bahkan ada yang mengeluhkan lumpuh dan sebagainya, tapi tidak ada yang fatal hanya perlu dirawat. Artinya, ini hanya perlu kesiapan mental kita ketika divaksin, karena keluhan yang timbul berkaitan dengan psikosomatik saja,” katanya.[tempo]