Lifestyle

Awas, Stres Berlebihan Bisa Picu Kebutaan

Jakarta, BI – Kehadiran Pandemi telah membuat banyak orang mengalami stres, oleh karena itu mengelola stres pun sangat diperlukan agar tidak mengalami efek samping.

Darah tinggi dan depresi adalah penyakit yang mungkin terjadi ketika kita stres. Tapi sebuah laporan menyebut stres dapat merusak penglihatan Anda.

Sebuah laporan baru menemukan bahwa stres psikologis dan peningkatan kadar hormon stres kortisol yang menyertainya, merupakan faktor risiko dalam penglihatan yang memburuk. Demikian seperti diterbitkan dalam jurnal Asosiasi Eropa untuk Pengobatan Prediktif, Pencegahan, dan Personalisasi.

“Ada bukti yang jelas dari komponen psikosomatik kehilangan penglihatan karena stres, bukan hanya konsekuensi dari penyakit seperti glaukoma, neuropati optik, retinopati diabetik, dan degenerasi makula terkait usia,” kata peneliti utama untuk studi tersebut Bernhard Sabel, Direktur Institut Psikologi Medis di Universitas Magdeburg di Jerman seperti dilansir dari Newsweek.

Sabel dan tim peneliti menemukan bahwa stres mental yang berkepanjangan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Menurut temuan mereka, hormon stres kortisol sebenarnya dapat merusak mata dan otak serta mengganggu aliran darah di bagian tubuh tersebut.

Mereka percaya bahwa stres mungkin menjadi salah satu penyebab utama penyakit mata, seperti glaukoma, sekelompok penyakit yang merusak saraf optik dan dapat menyebabkan kebutaan.

Karenanya, dokter mata harus memasukkan pengurangan stres ke dalam rencana perawatan mereka. Mereka juga harus berhati-hati untuk tidak menyebabkan lebih banyak stres pada pasien mereka saat memberi diagnosis.

“Perilaku dan kata-kata dokter yang merawat dapat memiliki konsekuensi yang luas untuk prognosis kehilangan penglihatan. Banyak pasien diberitahu bahwa prognosisnya buruk dan mereka harus bersiap untuk menjadi buta suatu hari nanti,” tutur Dr. Muneeb Faiq di Departemen Oftalmologi Fakultas Kedokteran Universitas New York.

“Bahkan ketika ini jauh dari kepastian dan kebutaan total hampir tidak pernah terjadi, ketakutan dan kecemasan yang muncul adalah beban ganda neurologis dan psikologis dengan konsekuensi fisiologis yang sering memperburuk kondisi penyakit,” tambah dia. (mrt/okezone)

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.