Ragam

Saat Positif Covid-19, Hindari Perut Kosong

Cerita Para Penyintas Covid-19

Surabaya, BI – Seolah tak pernah bisa dilupakan Kriswadi. Tepat di usianya yang ke-40 tahun, Covid-19 menderanya. Tak tanggung-tanggung. Keluarganya pun ikut terpapar termasuk sang istri yang tengah hamil 8 bulan.

Analis kesehatan di RSUD Prof dr Soekandar itu menceritakan, dirinya terpapar Covid-19 sebanyak dua kali. Mulai dari tanpa gejala hingga bergejala. Semua sudah dilewatinya. ’’Bahkan rentangnya berdekatan. Antara terpapar yang pertama kali sama terpapar yang kedua kurang lebih dua minggu,’’ ucapnya.

Ketika terpapar pertama, tepatnya awal Juli, Kris menuturkan, dia merasa lelah lebih dari biasanya. Ketika diukur suhu tubuhnya, sama sekali tidak berubah dan di atas suhu tubuh normal. ’’Makan pun rasanya tidak enak, tapi saya tetap isolasi dan dipaksa makan sambil minum obat arahan dokter,’’ ungkapnya.

Hanya butuh sepekan, Kris sudah dinyatakan sembuh. Namun, korona masih belum puas mengincar tubuh Kris. Pertengahan Juli, dua pekan kemudian, Kris kembali dinyatakan positif dari hasil uji Swab PCR. Tak pelak, satu keluarganya pun di-tracing. Bahkan, satu laboratorium tempatnya bertugas juga dilakukan testing.

Hasilnya, sepuluh orang positif Covid-19. ’’Ternyata benar. Semua positif. Mulai dari ibu mertua saya, istri dan anak pertama saya. Hanya anak kedua yang negatif,’’ ucapnya.

Dia membeberkan, pasca dinyatakan positif, dia dirawat terpisah. Baik istri, ibu mertua dan anaknya berada di ruang yang berbeda. Bahkan, sang istri juga akhirnya dilakukan tindakan lahiran sebelum waktunya akibat kondisi yang tak memungkinkan. ’’Bayi saya yang ketiga ini lahir prematur. Beratnya cuma 1.200 kilo. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah normal,’’ sebutnya.

Terkait perjuangannya melawan Covid-19, Kris membeberkan, yang ia pikirkan saat itu yakni harus tetap makan. Meski sudah mengalami anosmia dan semua makanan terasa hambar, ia tetap melahapnya. Bahkan, dia sampai berpesan kepada teman-temannya yang merawat untuk membelikannya bubur.

’’Kalau nggak pakai bubur, percuma disuapkan pakai nasi pasti muntah. Jadi saya cari cara lain gimana perut saya harus selalu terisi meskipun mulut rasanya pahit,’’ kenangnya.

Selain asupan makanan, Kris selalu rajin minum obat dari resep dokter yang merawatnya. Dalam 10 hari perawatan, total ada empat dokter yang visitasi melihat kondisinya.

’’Sehari bisa sampai enam kali minum obat, memang waktu itu ujian sekali buat saya dan keluarga,’’ ulasnya.

Kendati saat ini sudah dinyatakan sembuh, Kris mengakui, kondisi pernafasannya tak sebebas dulu. Dia kerap merasa mudah lelah. Bahkan, hingga saat ini, ketika naik tangga, dia cepat merasa lelah dan apek di bagian dada. ’’Memang kata dokter seperti itu, butuh waktu latihan agak lama agar bisa kembali seperti semula,”, terangnya.

Tak hanya itu, akibat terpapar Covid-19 tersebut, warga asli Kecamatan Pungging itu juga sempat tidak diperkenankan dokternya untuk melakukan uji swab dan rapid antigen kepada pasien. Pasalnya, jika mengambil sampel tersebut, otomatis harus mengenakan APD level 3.
’’Itu kan masih pengap. Napas saya belum kuat. Akhirnya, selama dua minggu saya hanya boleh ngecek sampel darah saja,’’ cetusnya.

Selain sebagai nakes, Ketua DPC Patelki Kabupaten Mojokerto itu juga berharap, masyarakat agar tak bersenang hati terlebih dahulu karena penurunan kasus ini. Sebab, status pandemi saat ini belum dinyatakan hilang oleh pemerintah. Apalagi ada isu virus varian baru.

’’Makanya saya harap warga tidak los prokes. Jangan sampai mereka merasakan terkena Covid-19, sangat menyiksa bahkan sudah sembuh pun masih terasa,” pungkasnya. (mj/OCE/ron/JPR)

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Artikel Terkait

Back to top button
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.