Nasional

Varian Mu Tembus Korea Selatan, Indonesia Perketat Pintu Masuk

Jakarta, BI – Korea Selatan melaporkan tiga kasus Covid-19 varian Mu telah teridentifikasi di negaranya pada minggu lalu. Pasien varian Mu diketahui merupakan imigran dari Meksiko, Amerika Serikat, dan Kolombia yang tiba pada Mei, Juni, dan Juli.

Pemerintah Korea Selatan, menurut kantor berita The Korea Herald, menegaskan bahwa varian Mu hingga sekarang belum menjadi kasus yang menyebar secara lokal atau local transmission. Artinya, penyebaran varian Mu dari pembawa virus belum terjadi di masyarakat.

Kabar ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah Indonesia. Pengetatan pintu masuk wajib dilakukan mulai dari sekarang, meski negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Filipina, atau Thailand belum ada yang melaporkan kasus varian Mu.

Presiden Joko Widodo pun sudah meminta kepada jajarannya, khususnya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, untuk mengantisipasi masuknya varian ini. Menurutnya, varian Mu harus disikapi serius, karena jika ‘kebobolan’, akan merusak capaian positif yang sudah didapatkan Indonesia sekarang.

Para ahli kesehatan pun meminta agar pintu masuk harus segera diperketat untuk mencegah masuknya varian Mu yang memiliki kecenderungan kebal vaksin. Salah satu saran datang dari pakar kesehatan Universitas Gadjah Mada.

Dari sisi Kementerian Kesehatan, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menyatakan bahwa pemerintah memastikan bahwa pintu masuk negara diperkuat sejalan dengan mulai menyoloknya varian Mu ini.

“Kami pastikan akan memperketat pintu masuk di pelabuhan maupun udara dengan ditemukannya berbagai varian virus, termasuk varian Mu ini. Pemantauan dan proses karantina di pintu masuk pun menjadi bagian di dalamnya,” terang Maxi di keterangan daring, belum lama ini.

Tak hanya itu, pemerintah pun menjamin masifnya genome sequencing di daerah-daerah pintu masuk. Jadi, pemeriksaan varian akan dilakukan lebih banyak lagi terlebih kini Indonesia sudah memiliki 14 laboratorium yang sanggup melakukan genome sequencing.

“Jadi, itu salah satu cara kami memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat terhadap risiko masuknya varian-varian yang bisa membahayakan,” ungkap Maxi.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengharapkan tak hanya pengetatan pintu masuk tetapi juga melakukan monitoring harian, terutama data berbagai negara.

“Untuk sekarang ini masih sedikit sekali, (kasus dilaporkan) di Amerika, Meksiko, dan Spanyol. Untuk tempat lain masih sangat sedikit,” ungkapnya di Instagram, beberapa waktu lalu.

Saran lain yang diberikan Prof Beri adalah memastikan masyarakat tidak abai dengan protokol kesehatan, salah satunya tetap jaga jarak dan pakai masker.

Dia menekankan, jangan merasa sudah banyak yang divaksin artinya sudah boleh lebih bebas.

“Jangan abai prokes. Sekarang sudah ada istilahnya, orang ingin sekali piknik karena sudah lama berapa di rumah, dan ini harus sehera diawasi,” katanya. (DRM/okezone)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.