200 Ton Ikan Mendadak Mati, Petani Dilarang Tebar Benih Hingga Januari
Agam Sumbar, BI – Sekitar 200 ton ikan jenis nila dan mas di keramba jaring apung Danau Maninjau, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mati mendadak pada Senin (6/12). Ikan tersebut mati akibat cuaca ekstrem angin kencang disertai curah hujan tinggi.
Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjungraya, Asrul Deni Putra, mengatakan kematian 200 ton ikan itu tersebar di dua nagari yakni, Nagari Tanjung Sani sebanyak 50 ton dan Nagari Koto Kaciak 150 ton.
Di Nagari Tanjung Sani tersebar di Jorong Muko Jalan, Jorong Batu Nanggai, Jorong Galapuang dan Jorong Pandan.
“Ini data sementara yang saya peroleh dari petani dan ikan itu berasal dari ratusan petak keramba jaring apung milik 150 orang,” kata Asrul dikutip dari Antara, Senin (13/12).
Asrul menuturkan, ikan jenis nila dan mas itu mati akibat cuaca ekstrem yang memicu pembalikan air di dasar danau vulkanik.
Pembalikan air menyebabkan sisa pakan di dasar danau yang mengandung amoniak terangkat ke atas dan membuat ikan keracunan.
“Beberapa jam, bangkai ikan mengapung ke permukaan danau,” tutur dia.
Berkaca dari peristiwa ini, ia mengimbau petani ikan segera memanen ikan dan memindahkan ke kolam air tenang agar ikan tidak mati karena cuaca ekstrem.
Sebelumnya, Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam mengimbau agar petani untuk menunda menebar bibit ikan dari September sampai Januari 2022.
Sebab selama periode ini curah hujan disertai angin kencang berpotensi melanda daerah itu. Sehingga kadar oksigen akan berkurang dan menyebabkan ikan akan mati.