Warta Migran

Usaha Es Tube Crystal Yanik Mantan PMI Hong Kong

Perjungan manatan PMI dalam membangun usaha di rumah

Nasib orang siapa yang tahu, pepatah lama yang sifatnya menghibur dan memberi semangat pada orang yang sedang terpuruk dengan nasibnya yang sedang berada diroda terbawah, namun faktanya ungkapan dalam pepatah itu ternyata benar dan buka sekedar hiburan bagi seorang mantan Pekerja Migran Indonesia [PMI] bernama Yanik [48]  asal Sumber Pucung yang kini berdomisili di Kepanjen Kabupaten Malang.

Yanik pernah bekerja di Hong Kong pertamakali pada tahun 2000 hingga 2015, total 15 tahun. Dengan tujuan bekerja untuk membenahi kehidupannya yang mana pada saat dia berangkat dia sudah berumah tangga selama 3 tahun dan sudah punya anak namun belum punya rumah.

Pekerjaan suaminya sebagai pedagang baju dan serabutan ngojek hanya cukup untuk kebutuhan sehari – hari namun tidak bisa untuk membuat tabungan membeli rumah dalam wktu dekat.

Sampai akhirnya timbul niat saya untuk menjadi PMI di Hong Kong, kebetulan suami memahai iktikad baik saya yang ingin punya rumah sendiri hingga saya diizinkan pergi merantau.

Dari hasil saya merantau selama 11 tahun ini say a bisa membangun rumah, beli tanah 2 kavling dan stan di pasar untuk jualan.

Saya pulang tahun 2015 bersamaan dengan kepulangan suami saya dari Taiwan, dia bekerja selama 3 tahun di negara belahan China tersebut. Akhirnya kami bersama berkumpul bersama anak kami, sedihnya kami menjadi pengangguran total, sementara anak saya sudah masuk ke SMK kelas 3.

Dari hari ke hari tabungan kami pun menipis, tercatat di saldo tersisi 25 juta. Kami pun putar otak dan terus memikirkan tentang usaha namun belum menemukan titik temu hingga pada saat yang tidak terduga inspirsi usaha itu datang.

Suatu hari pada tahun 2016 itu suami saya menerima undangan reuni sekolah menengah pertama [SMP] dan dia mengikutinya. Disitu dia mendapati temannya dengan berbagai profesi, salah satunya adalah Rian [bukan nama asli] yang memiliki profesi sebagai pembuat mesin es tube, suami Yanik tertarik dan dia ikut bekerja dengan temannya si bengkel mesin pembuat es tersebut.

Hingga suatu hari, suami Yanik diajak pergi Jember untuk melakukan pekerjaan pemasangan mesin es selama 2 minggu, disitu suami Yanik mengawasi semua proses pemasangan hingga pembuatan es tube nya.

Dari situ suami saya banyak ngobrol dengan pemiliki mesinnya, dia banyak bertanya dan mendengar terkait proses dan segala sesuatunya tentang usaha es tube. Saat itu suami saya sudah mulai tertarik untuk melakukan usaha dagang es tube bersama keyakinannya jika es batu balok pasti akan ditinggalkan oleh pedagang karena kurang praktis.

Bisnis es tube juga tidak terlalu beresiko dengan bahan baku karena hanya air yang sudah disediakan oleh alam.

Modal Usaha

Selain butuh niat yang kuat sebuah usaha juga butuh modal materi, harga mesin pembuat es mencapai 100 juta rupiah untuk 1 hasil 1 ton es tube. Sementara biaya operasional dan lain – lainnya termasuk friser bisa mencapai 100 juta rupiah juga. Jadi gambarannya kami butuh 200 juta rupiah untuk memberangkatkan keinginan kami bisnis es tube, sementara tabungan kami tinggal 25 juta rupiah saja.

Akhirnya kami keliling mencari pinjaman di bank, namun tak satu pun bank yang bisa kasih kami pinjamhan karena tak punya badan usaha. Langkah terakhirnya saya meminta bantuan orang tua, kami menggadaikan sawah mereka seharga 100 juta rupiah.

Dapatnya uang 100 juta rupiah, jadi kami harus putar strategi untuk membuat semuanya menjadi cukup. 50 juta rupiah dipakai uang muka mesin pada teman suamiku dan yang 50 juta rupiah kita pakai untuk amprah listrik sebesar 20 juta rupiah, beli friser 1buah, filter, tandon dan lain – lain, itu pun masih kurang, saya tambahi dengan menjual perhiasan yang msih ada.

Dengan keinginan dan keyakinan yang kuat Yanik bersama suaminya pada tahun 2016 akhirnya memulai usaha es tube crystal dengan merk UTY yang diperoduksi oleh Untung Ice.

 

Usaha Es Tube Crystal Berjalan

Diawal pemasaran, yang bekerja sebagai tim pesaran adalah suami dan anak saya, mereka keliling memberikan sampel es tube gratis sambil membagikan kartu nama sebagai alat kontak jika mereka membutuhkan.

Diawal produksi dan pemasaran es tube ini semua kami kerjakan sendiri, saya produksi dirumah, suami dan anak yang keluar rumah jualan.

Pertama kami jual pakingan 3 kiloan dengan harga 10 ribu dapat 3 pak, sebagai harga promo produk selama 3 bulan. Setelah itu kami memberikan harga normal dengan per pak isi 3 kilo RP.4000 dan pak isi 4 kilo harga Rp.5000.

Setelah berjalan dengan baik, pelanggan juga sduah mullai banyak akhirnya kami mengajukan pinjaman ke bank untuk memenuhi kebutuhan operasional, walau sebenarnya hasil pinjaman bank kami gunakan sebagian untuk menebus sawah orang tua yang telah kami gadaikan 100 juta rupiah diawal usaha dulu.

Setelah urusan sawah orantua kelar pelan – pelan aset kami nambah, kami masih memiliki sisa uang dari bank sekitar 50 juta rupiah dan kami gunakan untuk membeli motor roda 3 [tosa] dan friser untuk menambah aset penunjang kerja, sebab kami sudah bisa menjual es tube sebanyak 1,5 ton dalam sehari. Dan kami juga punya 4 karyawan untuk memenuhi kebutuhan pesanan.

Dan, untuk saat ini armada yang kami pakai selain sepeda motor dan tosa ada juga mobil box yang bisa memuat banyak dan aman saat perjalanan.

 

Yanik Sempat Balik Hong Kong

Pada tahun 2016, tepatnya setelah mengajukan hutang di bank cair Yanik memutuskan untuk balik kerja ke Hong Kong selama 4 tahun dengan tujuan untuk meringankan beban suami dalam membayar hutang di bank dan memperbesar usahanya yang ada dirumah.

Setelah semuanya usai, kontrak kerja usai, hutang juga lunas Yanik merasa sangat bersyukur karena diberi hidup yang bermanfaat dan berguna bagi orang lain

Pesan dari Yanik untuk PMI yang ingin merintis usaha, sebaiknya terapkan 3 hal berikut agar berhasil: setelah niat dan tekad sebaiknya terapkan sikap disiplin, ulet dan sabar dalam melakukan setiap prosesnya. Jika kamu percaya tidak ada kesulitan yang tidak teratasi maka semua akan bisa diselesaikan. [ida permata]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.