Nasional

Pasca PTM 100 Persen, Kasus Covid-19 Anak Meningkat 10 Kali Lipat

Jakarta, BI – Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan kasus Covid-19 pada anak mengalami tren peningkatan yang cukup tinggi dalam sebulan terakhir.
Angka tersebut naik setelah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah pada awal Januari lalu.

“Laporan teman-teman di cabang, pasien anak saat ini dibanding Januari sudah 10 kali lipat lebih banyak. Tren kenaikannya luar biasa,” kata Piprim Basarah Yanuarso dalam konferensi pers Peluncuran Buku Pedoman Tata Laksana COVID-19 Edisi 4 yang diikuti melalui Zoom di Jakarta, Rabu, 9 Februari lalu.

Dia mengatakan tren peningkatan kasus Covid-19 pada anak meningkat sejak 24 Januari 2022 sebanyak 646 pasien, 31 Januari 2.775 pasien, dan 7 Februari mencapai 7.190 pasien. “Artinya 300 persen naiknya,” katanya.

Meningkatkan kasus Covid-19 pada anak maupun guru membuat Kementerian Pendidikan mengeluarkan aturan diskresi untuk daerah yang membolehkan pelaksanaan PTM 50 persen. IDAI, kata Pimprim, mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menerapkan 50 persen pembelajaran tatap muka serta memberikan opsi kepada orang tua untuk memilih tempat belajar yang aman.

Keputusan itu diyakini Piprim bisa menekan risiko anak jatuh sakit akibat COVID-19. “Walau sebagian bergejala ringan jangan sepelekan. Kasus berat pada anak mulai ada yang dilaporkan,” katanya.

IDAI mengimbau orang tua untuk menyiapkan anak patuh pada protokol kesehatan, khususnya anak di atas dua tahun agar pakai masker yang benar, cuci tangan, jauhi kerumunan dan tidak disarankan bawa anak ke pusat keramaian. Dia mengatakan anak-anak jangan dibawa ke lingkungan dengan ventilasi tertutup.

Jika anak mengalami gejala seperti batuk dan pilek, Piprim mengatakan bisa jadi gejala itu kemungkinan gejala Omicron. Gejala lainnya yaitu nyeri tenggorokan. IDAI mengimbau orang tua jangan panik apabila anak bergejala. Sebaiknya lakukan telekomunikasi dengan dokter untuk memantau tanda bahaya yang bisa dialami anak.[tempo]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.