Eropa Diserang Gelombang Pasan, Aspal Jalan Meleleh
Jakarta, BI – Fenomena gelombang panas melanda sejumlah negara di Eropa dan China dalam beberapa waktu belakangan ini. Bahkan, gelombang panas di Eropa dilaporkan telah menelan banyak korban jiwa. Ribuan orang di Eropa meninggal akibat gelombang panas yang diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Bukan hanya jiwa, aspal jalanan juga dikabarkan meleleh dan berubah warna kecoklatan di Broadstone Road Inggris hingga jalanan menjadi lengket karena aspal mencair terkena panas.
Bagaimana dengan Indonesia yang memiliki musim panas ini? …
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa Indonesia tidak akan mengalami gelombang panas seperti di Eropa yang bisa mencapai 42 hingga 47 derajat seperti yang terjadi di Portugal, namun Indonesia hanya mengalami suhu panas yang tinggi kisaran 34 hingg 36 derajat celcius pada siang hari.
Menurut World Meteorological Organization (WMO), dibeberkan Guswanto, gelombang panas atau populer dikenal dengan ‘heatwave’ merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut. Di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.
Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan, gelombang panas yang terjadi di wilayah Eropa atau Amerika biasanya terjadi pada saat periode musim panas berlangsung. Secara umum, gelombang panas dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di wilayah Eropa ataupun Amerika.
Berbeda dengan Indonesia. Fenomena suhu panas yang terjadi di Indonesia lebih kepada pengaruh posisi matahari dan kondisi tutupan awan yang sangat kurang pada siang hari. Ditekankan Guswanto, kedua faktor ini menjadi penyebab utama kondisi suhu panas di wilayah Indonesia.[bi]