Tim Penyelamat Kapal Patah Temukan 12 Mayat
Penyelamatan awak kapal ini merupakan misi terbesar Tim Penyelamat HK
Hong Kong, BI – Otortitas China Daratan mengatakan jika timnya telah menemukan seorang pelaut yang masih selamat dari kapal yang patah menjadi dua di perairan barat daya Hong Kong ketika Topan Chaba melewati daerah itu pada hari Sabtu[[2/7] lalu.
Tim Penyelamat juga telah menemukan sebayak dua belas mayat di laut yang diduga awak kapan terkait.
Total sebanyak empat anggota awak telah terselamatkan, ditambah 12 mayat total ada 16 awak telah diangkat dari laut, sisanya masih belum ditemukan.
Misi penyelamatan masih terus berlanjut.
Government Flying Service (GFS) Hong Kong mengambil bagian dalam operasi tersebut, setelah mengirim semua pesawat dan helikopternya untuk mencari awak yang hilang.
Petugas Air Crewman III Cyrus Szeto dari layanan tersebut mencritakan bagaimana dia menyelamatkan tiga orang pada hari Sabtu di RTHK.
“Tiga anggota awak memegang beberapa pagar. Itu sudah sangat miring, hampir seperti adegan dari film Titanic. Jika mereka kehilangan pegangan dan tidak bisa bertahan, mereka akan jatuh ke air, ”katanya.
Szeto mengatakan bahwa biasanya mereka menyelamatkan orang satu per satu, tetapi karena mereka merasa tidak punya waktu untuk membuang waktu dan aman untuk melakukannya, dia mengangkat dua pelaut pada saat yang sama dan kembali turun sekaligus untuk mendapatkan orang ketiga.
“Sulit bagi kami untuk menilai apa yang akan terjadi saat berikutnya. Kami tidak berani menebak apakah dia bisa bertahan lebih lama lagi. Mengingat kondisi kapal yang sangat niring hingga nyaris tenggelam, saya yakin mereka harus menggunakan banyak kekuatan untuk berpegangan pada pagar. Selain itu, ombak setinggi sepuluh meter terus menghantam mereka. Bayangkan, bahkan jika Anda berdiri di tanah yang rata memegang pagar, Anda mungkin tidak bisa berdiri diam ketika ombak itu menghantam Anda.”Kisah sang penyelamat.
“Kami sangat khawatir dengan mereka, terutama karena kami sudah menemukannya, kami tidak ingin melihat mereka jatuh ke laut tepat di depan mata kami.”
Wing Li, seorang pilot helikopter dari GFS, mengatakan karena kapal yang karam berada tepat di tengah Topan Chaba, arah angin dan ombak terus berubah, sehingga semakin sulit bagi mereka untuk menemukan pelaut yang hilang.
Li juga mengatakan jika misi penyelamatan awak kapal ini merupakan misi terbesar yang pernah dia ikuti.[bi]