Menteri Keuangan: PMI, Kalian Pahlawan Perekonomian Negara
Jakarta, BI (22/8) – Kepala BP2MI, Benny Rhamdani, kembali melepas Pekerja Migran Indonesia Government to Government (G to G) ke Korea Selatan (Korsel). Sebanyak 375 orang dilepas bersama Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Kualitas Belanja dan Penurunan Kemiskinan, Elan Satriawan di Ballroom Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Senin (21/8).
Elan menyampaikan pesan dari Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, di hadapan para Pekerja Migran Indonesia yang akan bekerja di sektor perikanan dan manufaktur.
“Mewakili Ibu Menteri Keuangan, saya menyampaikan perasaan senang beliau yang melepas para pahlawan ekonomi di hadapan saya. Kalian diharapkan dapat menjadi duta Indonesia di negara mana pun, khususnya di Korsel,” ungkap Elan.
Masih disambung Elan, dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19, Indonesia termasuk di antara sedikit negara, yang pemulihan ekonominya termasuk cepat. Bahkan bila dibandingkan dengan negara Amerika Serikat dan Jerman.
“Ini yang harus kita banggakan. Kesuksesan ini tidak bisa lepas dari peran para Pekerja Migran Indonesia sebagai pahlawan devisa, yang tidak hanya menjadi penopang perekonomian diri sendiri keluarganya, namun juga ekonomi Indonesia,” lanjut Elan.
Sementara itu, Kepala BP2MI juga menuturkan bahwa kebanggaan tersebut haruslah dirasakan juga oleh para Pekerja Migran Indonesia sendiri.
“Kalian yang selama ini dipandang sebelah mata, aebenarnya adalah pahlawan devisa, penyumbang devisa terbanyak kedua setelah sektor migas. Jadi jangan malu mengakui sebagai Pekerja Migran Indonesia, karena ini adalah pekerjaan mulia dan membanggakan. Kalian bukan orang-orang yang direkrut diam-diam, ditampung di tempat yang tidak resmi. Tapi kalian diberikan pelatihan dan berangkat resmi untuk bekerja ke luar negeri. Bahkan seorang Menteri BUMN Erick Thohir saja mengakui bahwa dirinya mantan Pekerja Migran Indonesia,” jelas Benny.
Elan Stariawan menjelaskan bahwa aturan tentang pembebasan bea masuk barang milik Pekerja Migran Indonesia saat ini adalah maksimal hingga 3 kali pengiriman sejumlah hingga 500 USD dengan total 1.500 USD dalam setahun.
“Menurut data, teman-teman telah berperan dalam mengurangi kemiskinan keluarga hingga sebesar 26% melalui transfer remitansi. Ini menunjukkan peran kalian adalah strategis dalam perekonomian negara. Karena itu, gunakanlah kesempatan bekerja ini bukan hanya untuk mencari uang, tapi juga untuk menjalin networking. Yang terpenting, tetaplah bangga menjunjung identitas sebagai warga negara Indonesia,” tutup Elan. ** (Humas/MIT/YH)