12 Ribu Peluang Kerja Sektor Pertanian di Taiwan Segera Buka
Taipei, BI [27/9] – Kabar gembira bagi pekerja migran Indonesia dihasilkan dari pertemuan bilateral antara Otoritas Taiwan dengan Kepala BP2MI, Benny Rhamdani.
Dalam pertemuan antara Benny Rhamdani dan Otoritas Taiwan yang diwakili Ministry of Labor (MoL), dipimpin oleh Meng-Liang Chai menghasilkan kesepakatan menggembirakan.
“Kami mengharapkan segera direalisasikan sektor pertanian, dan harapan kami pekerja migran dari Indonesia dapat mengisi sektor tersebut,” harap Chai kepada Benny.
Sistem sekarang ini sedang dikembangkan untuk mengoneksikan antara Sistem Komputerisasi Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI) dan sistem Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) (Online Endorsement – KDEI Taipei).
“Saya menyambut baik inisiasi pembukaan sektor pertanian di Taiwan, dan kami menggaransi akan menyiapkan kompetensi para calon pekerja migran Indonesia sesuai yang dibutuhkan,” tegas Benny.
Namun, BP2MI meminta kepada Otoritas Taiwan untuk memberikan atensi terhadap praktik jual beli pekerjaan dan overcharging (biaya berlebih).
“Kami memiliki perhatian penuh terhadap kejahatan jual beli job dan overcharging yang merugikan para pekerja migran Indonesia. Oleh karena itu, harapan kami, selain dibuka untuk skema Private to Private (P to P) atau skema swasta melalui Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI), sektor pertanian lebih baik bila melalui skema Special Placement Program to Taiwan (SP2T),” tegas Benny.
Benny juga menegaskan bila skema penempatan melalui SP2T seperti layaknya skema Government to Government (G to G), karena disiapkan oleh BP2MI, maka proses penyiapannya akan lebih cepat dan tidak akan membebani pekerja migran. Seluruh beban dan biaya proses penempatan ditanggung oleh pemberi kerja dan pekerja migran Indonesia pun dipastikan akan lebih terlindungi.
“Saya mengharapkan skema penempatan sektor pertanian yang nanti akan dibuka justru lebih menekankan pada skema SP2T daripada skema P to P,” pungkas Benny. * (Humas/TDW/YH)