Ada Banyak PRT DI HK Kurang Makan, Mereka Butuh Tunjangan
Berdasarkan survei hasilkan 1 dari 3 PRT-HK kurang makan
Hong Kong, BI [25/9] – Aktivis buruh migran di Hong Kong pada hari Minggu [24/9] kemarin melakukan aksi mendesak pemerintah untuk menaikkan tunjangan makanan dan minimum bagi pekerja rumah tangga asing, setelah survei menemukan satu dari tiga pekerja rumah tangga menderita kelaparan di Hong Kong.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan oleh Caritas Asian Migrant Workers Social Service Project dan Hong Kong Helper’s Food Rights Concern Group antara bulan Maret dan Agustus, lebih dari 80 persen dari 471 pekerja rumah tangga asing yang mereka survei menemukan bahwa tunjangan makanan saat ini tidak cukup.
Joselyn, seorang pembantu rumah tangga yang telah bekerja di Hong Kong selama lima tahun mengatakan pada konferensi pers yang diadakan Caritas bahwa sejumlah 1.196 dolar Hong Kong yang tercantum dalam kontrak pekerja rumah tangga tidaklah cukup. Hampir 38,5 dolar per hari. Berapa porsi makanan yang bisa Anda beli untuk tiga kali makan – sarapan, makan siang, dan makan malam? Anda [mungkin tidak] kenyang.”
Jinky, juru bicara kelompok kepedulian tersebut, juga mengatakan kepada RTHK bahwa sebenarnya banyak sekali pembantu, terutama pembantu baru yang datang ke sini, mereka belum tahu apa itu HK$1,196.
“Kami hanya menandatangani kontrak, lalu kami tidak tahu apa yang ada di kontrak dan tentang [tunjangan] makan kami,” kata Jinky, yang juga telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Hong Kong selama satu dekade, kata.
Aktivis para pembantu mendesak pemerintah untuk menaikkan tunjangan makanan minimum dari HK$1.196 menjadi HK$1.800.
Mereka juga meminta agen pembantu rumah tangga untuk memberikan penjelasan dan ketentuan yang lebih jelas mengenai makanan gratis dan tunjangan makanan dalam kontrak.[BI]