Kepala BP2MI Jemput Jenazah PMI dari Malaysia
Kupang, BI (18/9) – Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menjemput langsung seorang jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Bandara El Tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (18/9) pagi.
Saat tiba di Kupang, Senin 18 September 2023, Benny dan rombongan juga melaksanakan beberapa agenda di Ibukota Provinsi NTT.
Saat bersamaan, salah satu jenazah PMI juga tiba dari Malaysia. Pekerja migran yang meninggal yaitu Yati Fatima Tusi asal Desa Kusi Kec Kuanfatu Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Kepala BP2MI bersama rombongan langsung datang ke kargo Bandara El Tari Kupang untuk mengikuti prosesi penjemputan jenazah.
Di area parkir kargo Bandara El Tari Kupang, Kepala BP2MI sempat menyapa keluarga PMI yang datang menjemput. Dia mengucapkan turut berdukacita atas wafatnya PMI tersebut. “Turut berdukacita, yang kuat,” ucap Benny memeluk suami dan anak perempuan dari PMI yang meninggal dunia itu.
Setelah jenazah dibawa keluar dari area kargo, suster Laurentia memimpin ibadah pelepasan jenazah ke kampung halaman di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
Usai ibadah pelepasan jenazah, Benny berharap almarhumah mendapat tempat layak dalam kehidupan baru. Bagi keluarga, ia juga berharap agar diberi kekuatan. Menurut Benny, kejadian pilu itu menjadi catatan bagi semua pihak, termasuk BP2MI.
“Ini sudah 107 jenazah. Kalau dihitung tiga tahun, selama saya memimpin BP2MI, khusus NTT sudah 420 jenazah. Angka yang sangat tinggi dan penting untuk disampaikan, rata-rata sebagian besar adalah mereka yang dulu berangkat tidak resmi,” ujarnya.
BP2MI, kata Benny, terus berupaya untuk menginformasikan ke masyarakat agar bekerja ke luar negeri menggunakan pola yang resmi. Di samping itu, tanggungjawab pemerintah pun harus menyediakan lapangan kerja dan memberi kemudahan bagi tiap orang untuk bekerja ke luar negeri.
Benny tidak ingin pemerintah menyalahkan pekerja migran Indonesia yang sudah bekerja ke luar negeri secara non prosedural. Lebih dari itu, pemerintah mesti hadir mengurai benang kusut itu.
“Ini menjadi catatan kita semua, tentu pemerintah akan bekerja keras. Mudah-mudahan keluarga diberi ketabahan, kekuatan menerima takdir Tuhan,” kata dia.*(Humas)