Penipuan Kripto JPEX, Polisi Lakukan Koordinasi Internasional
Yang baru, 4 orang lagi ditangkap polisi di Hong Kong dan Makau
Hong Kong, BI [30/9] – Pada konferensi pers pada Jumat sore [29/9] polisi mengatakan bahwa ada 4 orang lagi ditangkap oleh tim operasi gabungan oleh polisi di Hong Kong dan Makau sehubungan dengan platform pertukaran mata uang kripto yang diduga palsu, JPEX, sehingga sejauh ini jumlah penangkapan menjadi 18 orang.
Eve Chung Wing-man, Asisten Komisaris Polisi untuk Kejahatan, mengatakan polisi menerima laporan dari 2.417 warga sejauh ini, dengan kerugian mencapai lebih dari HK$1,5 miliar.
Polisi telah mengalokasikan semua sumber daya di sayap kejahatan dan memulai sistem superkomputernya untuk membantu penyelidikan menemukan dalangnya, kata Chung.
Operasi gabungan yang dilakukan antara Selasa dan Kamis lalu menghasilkan dua pria berusia 29 tahun, bermarga Lo dan Ho, ditangkap di Makau.
Polisi Macau menyita HK$6 juta dalam bentuk chip kasino dan jam tangan mewah serta uang tunai HK$70.000 dari Lo. Mereka juga menyita sekitar HK$500.000 chip kasino dari Ho dan membekukan sekitar HK$3 juta di rekening banknya.
Polisi Makau juga membekukan HK$5,2 juta di bank tersangka lain yang masih buron.
Seperti di Hong Kong, polisi menggerebek enam lokasi setelah memperoleh surat perintah penggeledahan dari pengadilan dan menangkap seorang pria berusia 28 tahun bermarga Tang di salah satu unit. Petugas juga menyita uang tunai senilai HK$880.000 dan dua jam tangan mewah.
Polisi menemukan sejumlah besar dokumen yang diputihkan, dibakar atau disobek. Di kediaman Lo di Hong Kong, polisi juga menyita uang tunai, emas batangan, dan jam tangan senilai total HK$8,7 juta.
Di lokasi yang tersisa, petugas juga menyita tumpukan dokumen, termasuk kartu VISA tidak sah dengan label JPEX. Polisi juga menangkap seorang pria berusia 28 tahun bermarga Wong.
Ketika ditanya tentang identitas dan keberadaan dalang, polisi yakin penyelidikan mereka kini menjangkau anggota inti kelompok yang memainkan peran penting dalam penipuan tersebut. Namun, identitas manajemen tingkat atas dan jumlah dalangnya masih belum jelas.
Polisi juga mengatakan jika sebagian target sudah meninggalkan Hong Kong, namun polisi akan berupaya membawa mereka ke pengadilan melalui koordinasi internasional.[BI]