6 Pelaku Eksploitasi Voucher Makanan Ditangkap
Hong Kong, BI [19/10] – Polisi telah menangkap enam orang tersangka pelaku eksploitasi voucer makanan dengan cara menjual kembali voucher makanan yang diberikan kepada pencari suaka [pencari bantuan] untuk mendapatkan keuntungan.
Kartu nilai yang disimpan adalah bagian dari paket bantuan bagi penggugat non-refoulement, yang dapat menggunakannya untuk membeli makanan senilai HK$1.200 dari supermarket yang ditunjuk setiap bulannya.
Menurut polisi, sebuah sindikat membeli kartu-kartu ini dari pencari suaka dengan harga 60 persen dari nilainya.
Mereka kemudian menggunakan kartu tersebut untuk membeli berbagai barang seperti beras, minyak kacang, dan minuman ringan, sebelum menjualnya kembali ke apotek di Jordan untuk mendapatkan keuntungan.
Polisi menangkap seorang wanita setempat bermarga Kwong, berusia 50 tahun, tiga pria lokal berusia antara 42 dan 45 tahun, dan dua pria non-Tionghoa karena dicurigai melakukan konspirasi untuk menipu, dan menangani barang curian.
Selama operasi, petugas menyita uang tunai senilai HK$130.000 dan makanan senilai HK$14.000.
Pihak kepolisian tidak mengesampingkan kemungkinan penangkapan lebih lanjut.
Menanggapi pertanyaan media, Departemen Kesejahteraan Sosial mengatakan bahwa mereka telah merujuk para pencari suaka ke Layanan Sosial Internasional – sebuah LSM yang bertanggung jawab untuk menilai kelayakan mereka untuk mendapatkan bantuan kemanusiaan.
Departemen tersebut menyatakan keprihatinannya atas insiden tersebut dan menekankan bahwa setiap pelanggaran terhadap ketentuan bantuan akan ditanggapi dengan serius.
Layanan Sosial Internasional mengatakan pihaknya telah mengambil berbagai langkah untuk memastikan penggunaan kartu makanan dengan benar, termasuk pertemuan rutin dan pemantauan catatan transaksi.
Pihaknya mengatakan telah melaporkan kasus ini ke polisi dan akan melakukan penyelidikan internal. Ia menambahkan bahwa sekitar 12.000 pencari suaka saat ini menerima tunjangan makanan bulanan.