Jakarta, BI [13/10] – BPA free adalah label yang penting untuk diperhatikan saat akan membeli produk wadah plastik, seperti botol air minum dan tempat makan. Namun, masih banyak orang belum memahami arti BPA free dan pentingnya label tersebut sebagai pertimbangan dalam memilih wadah plastik untuk makanan atau minuman.
Anda mungkin sering melihat label BPA free pada berbagai wadah plastik yang dijual di pasaran. Wadah atau kemasan plastik berlabel BPA free atau bebas BPA biasanya dipilih orang karena dinilai lebih aman. Alasannya, paparan BPA diketahui bisa menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk kemandulan.
Untuk memahami label BPA free pada produk plastik, kenali dulu pengertian BPA. BPA adalah singkatan dari bisphenol A, yaitu bahan kimia industri yang digunakan dalam pembuatan wadah atau kemasan, baik kaleng maupun plastik, termasuk botol susu bayi, tempat makan, dan botol minum.
Tujuan ditambahkannya BPA dalam pembuatan wadah atau kemasan, terutama yang berbahan plastik, adalah untuk membuat kemasan tersebut lebih kuat dan kokoh. Wadah atau kemasan yang mengandung BPA biasanya memiliki nomor kode segitiga daur ulang 3 atau 7.
Label BPA free menandakan bahwa produk plastik yang dijual sama sekali tidak mengandung bahan BPA. Produk yang bebas BPA dianggap paling aman karena tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan.
Lalu, apa efek BPA pada kesehatan? Sejumlah penelitian menyatakan bahwa BPA memiliki efek yang mirip dengan estrogen dan bisa berikatan dengan reseptor hormon lain, termasuk tiroid, yang akan menggangu fungsi dan kerja hormon. Selain itu, hal ini juga akan bisa menyebabkan gangguan pada berbagai fungsi tubuh, serta menimbulkan kerusakan pada sel dan jaringan.
Paparan BPA yang melebihi dosis aman dan terus-menerus bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit, seperti:
Gangguan kesuburan hingga kemandulan, peningkatan berat badan hingga obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes melitus tipe 2, gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak pada anak.
Tidak hanya itu, paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terjadinya endometriosis, sindrom polikistik ovarium (PCOS), hingga beberapa jenis kanker, seperti kanker kolon, kanker prostat, kanker payudara, dan kanker ovarium.
Banyaknya gangguan kesehatan inilah yang membuat botol minum atau tempat makan yang berlabel BPA free lebih dianjurkan.
Meski begitu, perlu Anda ketahui, ada beberapa bahan kimia yang kadang digunakan pengganti BPA, seperti bisphenol-S (BPS) atau bisphenol-F (BPF). Sayangnya, belum ada banyak penelitian mengenai efek kedua bahan tersebut bagi kesehatan, sehingga keamanannya pun belum bisa dipastikan.
Penggunaan plastik memang sulit untuk dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Berdasarkan penelitian, paparan BPA dalam jumlah yang kecil masih aman bagi kesehatan. Batas aman paparan BPA adalah 0,1–0,5 µg/kg/hari.
Untuk meminimalkan paparan BPA, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Pilihlah produk berlabel BPA free untuk wadah atau kemasan makanan dan minuman.
Jangan memanaskan wadah plastik, termasuk dengan microwave, karena suhu panas bisa mengurai BPA. Apabila terurai dan lepas dari wadah plastik, BPA dapat mencemari makanan atau minuman di dalam wadah tersebut.
Jangan menuangkan air mendidih ke dalam botol susu plastik, terutama saat membuat susu formula untuk bayi atau anak. Sebaiknya, gunakan air hangat atau tuangkan dulu air dingin sebelum menuangkan air panas ke dalam botol susu.
Jika memungkinkan, ganti wadah plastik dengan wadah berbahan kaca atau stainless steel.
Kurangi konsumsi makanan atau minuman dalam kemasan plastik maupun kaleng.
Selalu cermat dan periksa kode daur ulang yang berbentuk segitiga di bagian bawah wadah plastik. Hindari membeli produk dengan kode angka 3 atau 7 karena biasanya mengandung BPA.[alldr/id]