Kesehatan

Kwashiorkor dan Marasmus, Kondisi Malnutrisi Pada Anak

Jakarta, BI [25/11] – Kwashiorkor dan marasmus dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling umum dialami oleh anak-anak. Di Indonesia, masalah gizi tersebut masih ditemukan pada anak-anak berusia di bawah 5 tahun.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui seputar penyakit kwashiorkor dan marasmus:

Kwashiorkor

Secara spesifik, kwashiorkor diartikan sebagai kondisi kekurangan atau bahkan ketiadaan asupan protein. Padahal, protein merupakan jenis nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah satunya adalah untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru.

Kwashiorkor ditandai dengan pembengkakan di bagian bawah kulit atau edema akibat terlalu banyaknya cairan dalam jaringan tubuh. Pembengkakan tersebut dapat muncul di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya di kaki.

Selain pembengkakan, anak yang mengalami kwashiorkor juga mengalami gejala atau tanda lainnya, seperti:

– Rambut yang kering, jarang dan rapuh, bahkan dapat berubah warna menjadi abu-abu atau kuning kemerahan seperti rambut jagung
– Muncul ruam atau dermatitis
– Lebih rewel
– Terlihat lesu dan selalu mengantuk
– Gangguan tumbuh kembang (stunting), termasuk berat dan tinggi tidak bertambah
– Perut membesar
– Infeksi yang terjadi terus menerus akibat lemahnya kekebalan tubuh
– Penurunan massa otot
– Diare

Pada kasus yang lebih parah, penderita kwashiorkor juga dapat mengalami syok karena dehidrasi berat. Kondisi ini perlu segera mendapat penanganan medis oleh dokter di rumah sakit.

Marasmus

Jika kwashiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan energinya cukup, marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.

Berikut ini adalah ciri-ciri fisik anak yang menderita marasmus:

– Kekurangan berat badan
– Kehilangan banyak massa otot dan jaringan lemak
– Pertumbuhan terhambat
– Kulit kering dan rambut rapuh
– Terlihat lebih tua dari usianya
– Tidak berenergi dan tampak tidak bersemangat atau lesu
– Diare kronis

Selain itu, penderita marasmus rentan mengalami infeksi akut, seperti infeksi saluran pernapasan dan gastroenteritis, serta infeksi kronis seperti tuberkulosis.

Tak hanya dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit, kondisi malnutrisi energi protein juga dapat mengancam nyawa. Meski telah ditangani, anak-anak yang pernah mengalami kwashiorkor dan marasmus tetap berisiko mengalami komplikasi kesehatan.

Pada kasus kwashiorkor yang parah, sebagian anak bahkan tetap mengalami gangguan fisik dan mental seumur hidupnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu mencukupi kebutuhan nutrisi anak agar ia tidak mengalami malnutrisi.[BI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.