Warta Migran

Perjuangan PMI : Menahan Rindu Hingga Menahan Keperihan Sendirian

Singapura, BI – Kisah seorang pembantu rumah tangga asing yang bekerja di Singapura selama 17 tahun berbagi kisah memilukan dan perjuangannya sebagai pekerja migran melalui media sosial.

Dia menceritakan bahwa dia berasal dari keluarga yang hancur tanpa dukungan. Dia menghadapi banyak tantangan baik dari majikannya maupun keluarganya di kampung halaman. Dia menambahkan bahwa majikan pertamanya memaksanya bekerja 19 jam setiap hari tanpa istirahat dan makanan yang layak.

Meskipun dia berhasil menyelesaikan kontraknya dengan mereka, dia bahkan tidak memiliki telepon untuk menghubungi keluarganya. Pembantu tersebut juga menulis bahwa selama enam tahun dia bekerja, dia tidak mendapat hari libur.

“Saya hanya fokus [pada] pekerjaan saya, kadang-kadang saya merasa stres memikirkan keluarga di rumah. Kami merindukan mereka tetapi kami perlu memberi mereka masa depan yang lebih baik. Dengan majikan yang selalu menghina saya dengan mengatakan bahwa saya bodoh, keras kepala, miskin dan tidak berpendidikan”, tulis pembantu tersebut.

Dia melanjutkan: “Jadi pada tahun 2011 . Saya mulai menjajaki organisator untuk belajar dan mengembangkan diri ketika saya sedang libur. Pada 7 tahun pertama bekerja di sini saya tidak punya tabungan untuk anak-anak saya atau diri saya sendiri, mantan suami saya menjual rumah yang saya beli dengan tabungan saya dan tinggal bersama wanita lain jadi saya tidak punya apa-apa dan saya perlu menghidupi anak-anak. dan ibuku. Saya sedang belajar bagaimana mengelola keuangan dan rencana masa depan. Jadi dalam 10 tahun saya bekerja keras untuk membangun masa depan dan masa pensiun saya”.

Pembantu tersebut menceritakan bahwa pada tahun 2011, dia mulai mencari cara untuk belajar dan mengembangkan dirinya di hari liburnya.

Pada 7 tahun pertama dia bekerja di Singapura, dia mengaku tidak punya tabungan untuk dirinya dan anak-anaknya. Mantan suaminya menjual rumahnya dan melarikan diri membawa uang serta wanita lain.[*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Lihat Juga Berita Ini :
Close
Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.