Sayuran Kol Goreng, Enak Tapi Tidak Bernutrisi
Jakarta, BI – Kol goreng terbuat dari kol yang digoreng sampai garing. Proses penggorengan ini membuat teksturnya jadi lebih ringan, renyah, dan mudah dikunyah. Karena alasan inilah, sebagian orang mampu menyantap kol goreng dalam jumlah banyak.
Layaknya makanan yang digoreng lainnya, mengonsumsi kol goreng terlalu banyak bisa menyebabkan beragam masalah kesehatan, seperti kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Kol merupakan sayuran yang mengandung serat, kalium, protein, asam folat, mangan, kalsium, dan magnesium, serta vitamin B6, vitamin C, dan vitamin K, namun kol yang digoreng sampai kering nisa menghilangkan semua nutrisi baik tersebut.
Dengan kata lain, kol goreng tidak sama lagi seperti kol yang diolah dengan cara ditumis, dikukus, atau direbus.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kol goreng tidak lagi bernutrisi. Malahan, proses penggorengan tersebut membuat sayuran ini tinggi kalori dan lemak jahat. Konsumsi kol goreng terlalu banyak justru bisa mengundang beragam bahaya kesehatan berikut ini:
1. Melonjaknya berat badan
Makanan yang digoreng, seperti kol goreng, akan menyerap lemak dari minyak. Karena itulah kol goreng tinggi kalori. Belum lagi jika dimakan bersamaan dengan lauk yang digoreng lainnya, seperti ayam, lele, tahu, tempe, dan jeroan. Konsumsi makanan berkalori tinggi seperti ini bisa menyebabkan berat badan melonjak drastis.
Berat badan berlebihan tidak baik untuk kesehatan. Jika terlalu gemuk, kamu akan mengalami kesulitan saat beraktivitas. Selain itu, berat badan yang tidak terkontrol bisa meningkatkan risiko mengalami obesitas.
2. Memicu serangan jantung atau stroke
Seperti penjelasan di atas, mengonsumsi kol goreng secara berlebihan bisa meningkatkan risiko kamu mengalami obesitas. Nah, obesitas merupakan salah satu faktor risiko munculnya penyakit jantung.
Selain itu, banyak makan gorengan bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL. Kolesterol jahat bisa memicu pembentukan plak di pembuluh darah. Jika dibiarkan terus menerus, risiko terjadinya serangan jantung atau stroke akan meningkat.
3. Meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Umumnya, kol goreng digoreng menggunakan minyak kelapa. Nah, jenis minyak ini tinggi lemak jenuh. Selain bisa meningkatkan kolesterol, terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh bisa meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Menurut penelitian, seseorang yang mengonsumsi 4–6 porsi gorengan per minggu memiliki risiko 39% lebih besar terkena diabetes tipe 2 dibandingkan orang yang jarang mengonsumsi gorengan.
4. Meningkatkan risiko munculnya kanker
Menggoreng kol bisa menyebabkan timbulnya zat akrilamida. Ini merupakan zat beracun yang membahayakan kesehatan. Jika dikonsumsi berlebihan, zat ini bisa meningkatkan risiko munculnya kanker, seperti kanker ginjal, kanker endometrium, dan kanker ovarium.[BI
]