Ingatkan Larangan Penggunaan Alat Makan Sekali Pakai
Larangan penggunaan alat makan sekali pakai tidak akan berdampak besar terhadap restoran
Hong Kong, BI [09/02] – Larangan penggunaan plastik sekali pakai yang akan oleh pemerintah pada tanggal 22 April, diperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap biaya operasional bisnis katering.
Menurut Kenneth Cheng Kin, asisten direktur Departemen Perlindungan Lingkungan, harga pengganti plastik sekali pakai sebanding dengan harga produk plastik.
Cheng berkata: “Peralatan makan non-plastik, seperti garpu kayu, harganya sedikit lebih mahal dibandingkan peralatan makan plastik, dengan selisih setengah sen Hong Kong.”
Demikian pula harga sumpit dan tongkat pengaduk plastik yang sebanding dengan harga tongkat pengaduk kayu. Berdasarkan temuan tersebut, dia mengatakan aturan baru tersebut tidak akan membebani biaya operasional sektor katering secara signifikan.
Larangan penggunaan produk sekali pakai berbahan plastikini melipui peralatan makan minum, tusuk gigi plastik dan cotton bud bertangkai plastik.
“Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh Styrofoam, karena ringan dan mudah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang dapat hanyut di lautan, merupakan ancaman terhadap ekologi laut dan kesehatan manusia,” jelas Cheng.
Dia menambahkan bahwa mendaur ulang styrofoam tidak hemat biaya, sehingga pengurangan sumbernya menjadi sangat penting.
Sekitar 20 persen sampah kota di Hong Kong terdiri dari sampah plastik, dan 10 persennya adalah peralatan makan plastik.
Selain sektor katering, hotel juga akan dilarang menyediakan produk plastik seperti sikat gigi, topi mandi, dan air kemasan plastik sekali pakai kepada pelanggan secara gratis, kata Cheng.
Dia mengatakan hotel harus mencantumkan biaya produk plastik dalam tagihannya dan tidak boleh memasukkannya ke dalam biaya akomodasi.
Cheng menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk menyadarkan para pengunjung di bandara mengenai tarif produk plastik yang dikenakan oleh hotel, sehingga meningkatkan kesadaran mengenai dampak buruk penggunaan plastik terhadap lingkungan.[BI]