Hong Kong

Jangan Sembarangan Melakukan Liquid Diet

Efek samping, kelebihan dan resiko aman liquit diet ..

Jakarta, BI[10/02] – Liquid diet adalah diet yang menekankan pada konsumsi makanan dengan konsistensi cair atau setengah cair untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Seseorang yang sedang menjalani diet ini tidak mengonsumsi makanan padat sama sekali. Beberapa menu makanan yang sering dikonsumsi adalah kaldu, puding, atau es krim.

Dokter biasanya merekomendasikan diet ini untuk pasien yang akan menjalani operasi atau sebagai diet pemulihan setelah operasi atau pasien yang mengalami kesulitan menelan atau mengunyah. Meski umumnya dilakukan untuk mendukung prosedur medis, banyak juga yang menjalani diet ini untuk menurunkan berat badan.

Liquid diet tergolong pola makan rendah protein dan serat. Adapun awal dari tujuan utama diet ini adalah untuk mengistirahatkan sistem pencernaan. Inilah mengapa diet ini umumnya dilakukan untuk mendukung prosedur medis, terutama bagi pasien yang ingin menjalani pemeriksaan medis tertentu atau mempercepat pemulihan pascaoperasi.

Untuk menurunkan berat badan, diet jenis ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Memang, liquid diet membuat asupan kalori tubuh berkurang karena biasanya di selama menjalani pola makan ini, seseorang hanya akan mengonsumsi sekitar 1.350–1.500 kalori dan 45 gr protein per hari. Kalau dilihat sekilas, liquid diet sangat menjanjikan untuk penurunan berat badan, ya?

Menurut penelitian, diet ini terbukti bisa sedikit menurunkan berat badan dan indeks masa tubuh (IMT). Selain itu, liquid diet pun bisa menurunkan tekanan darah sistolik, meski tidak signifikan.

Nah, selain tidak berefek banyak, penurunan berat badan selama menjalani diet ini juga tidak akan bertahan lama. Hal ini karena berkurangnya asupan kalori secara drastis selama diet justri membuat metabolisme melambat karena tubuh perlu menghemat energi. Akibatnya, saat pola makanmu sudah tidak dijaga dengan ketat, berat badanmu akan kembali melonjak naik.

Cara Aman Melakukan Liquid Diet

Saat menjalani liquid diet dengan jumlah kalori yang rendah, tubuh akan mendapatkan asupan karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang juga lebih sedikit dari biasanya. Jika aktivitasmu padat, kurangnya asupan nutrisi dan kalori ini bisa membuatmu lelah, pusing, bahkan lebih mudah mengalami perubahan suasana hati.

Belum lagi, liquid diet juga tidak memperkenankan konsumsi biji-bijian utuh, sayur, dan buah-buahan, sehingga asupan serat juga ikut berkurang dan berimbas pada susah buang air besar (sembelit). Kamu pun akan sering mengalami buang air besar cair, karena tubuh tidak mengonsumsi makanan padat sama sekali.

Beberapa efek samping inilah yang membuat liquid diet tidak boleh dilakukan tanpa pengawasan dokter. Selain itu, diet ini juga tidak cocok untuk semua orang. Wanita hamil, ibu menyusui, penderita diabetes yang mengonsumsi insulin, dan penderita penyakit kronis tidak disarankan menjalani diet ini.

Jika setelah berkonsultasi kamu diperbolehkan menjalani liquid diet, dokter akan menentukan cairan apa saja yang bisa kamu konsumsi dan berapa lama kamu akan menjalani liquid diet. Biasanya, liquid diet berlangsung selama 5–14 hari.

Ada beberapa jenis makanan cair yang boleh dikonsumsi oleh pelaku liquid diet, di antaranya:

Jus buah atau sayur (tanpa ampas), Kaldu sayur, ayam, atau sapi, Sayuran atau daging yang dihaluskan lalu disaring, Susu hewani dan nabati, Yoghurt, Milkshake, Smoothies, Es krim, Puding, Selai kacang atau buah yang halus, Cokelat panas

 

Supaya liquid diet memberikan hasil yang maksimal dan nutrisi harianmu tetap terpenuhi, ada beberapa hal yang bisa kamu terapkan, di antaranya:

Makan dengan porsi kecil sebanyak 6–8 kali dalam sehari.
Konsumsilah 6–7 jenis makanan berbeda agar nutrisi harian yang dibutuhkan oleh tubuh tetap terpenuhi.
Tambahkan susu murni atau protein shake ke dalam menu dietmu untuk mencukupi asupan kalori harian.

Buatlah catatan harian yang berisi semua makanan yang kamu konsumsi, agar lebih mudah melacak kalori yang masuk ke tubuhmu.

Liquid diet bukanlah pilihan diet yang sehat karena tidak memberimu cukup serat, vitamin, dan mineral. Ditambah lagi, diet ini dirancang untuk kondisi medis tertentu sehingga tidak boleh dilakukan sembarangan. Jadi, untuk menghindari efek samping, jangan melakukan diet ini tanpa berkonsultasi ke dokter.[BI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.