Kawatirkan Wabah Demam Babi, Taiwan Larang Daging Impor
529 dari 639 barang yang terinfeksi ini berasal dari dari Tiongkok
TAIPEI, BI [07/02] – Pihak berwenang Taiwan sedang serius melakukan upaya pencegahan terhadap penyebaran demam babi Afrika (ASF) menjelang liburan Tahun Baru Imlek, dan memberikan peringatkan terhadap produk daging impor.
Pada konferensi pers [6/02] Hsu Jung-pin, wakil jenderal Badan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHIA), menggarisbawahi betapa mendesaknya situasi ini, yang mana sebanyak 79 negara telah melaporkan kasus ASF.
Meskipun Taiwan dan Jepang telah berhasil mencegah ASF, Hsu menekankan perlunya kewaspadaan berkelanjutan, khususnya di Asia di mana tingkat ancaman masih ada, menurut CNA.
Sejak pencabutan kontrol perbatasan menyusul pandemi COVID-19, Taiwan mengalami peningkatan pelanggaran terkait impor daging, baik melalui jalur pos maupun di titik masuk.
Data bea cukai mengungkapkan bahwa antara 27 Agustus 2018 dan 15 Januari 2024, 6.795 potong daging dicegat, dan 639 di antaranya positif mengidap virus ASF.
Yang mengkhawatirkan, 529 dari 639 barang yang terinfeksi ini berasal dari dari Tiongkok.
Pihak berwenang sangat waspada terhadap potensi pelanggaran peraturan impor selama Tahun Baru Imlek yang disertai dengan masuknya pengunjung.
Importir yang ditemukan melanggar peraturan akan dikenakan denda yang cukup besar. Impor daging babi dikenakan denda paling berat, mulai dari NT$200.000 (US$6.380) untuk pelanggaran awal dan meningkat menjadi NT$1 juta untuk pelanggaran berulang, dan mereka yang membawa jenis daging lain akan dikenakan denda mulai dari NT$10.000 hingga NT$1 juta. [TN/BI]