Menteri Luar Negeri China Wang Yi Kunjungan Kerja Ke Indonesia
Jakarta, BI [19/04] – Kedua Menlu membahas berbagai kerja sama mencakup ekonomi, investasi, hingga isu global seperti situasi di Timur Tengah.
“Di bidang ekonomi, RRT [Republik Rakyat Tiongkok/China] adalah salah satu mitra penting Indonesia,” kata Retno saat konferensi pers di Gedung Nusantara, Kemlu RI.
Dia lalu berujar, “RRT merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia dengan volume perdagangan mencapai lebih dari 127 miliar USD.”
Pembahasan kerja sama ekonomi secara lebih rinci, lanjut dia, akan dibahas dalam pertemuan High Level Dialog cooperation mechanism di Labuan Bajo pada Jumat (19/4).
Dari pihak RI akan dipimpin bersama Menko Marves dan Menlu, sementara dari pihak China akan dipimpin Menlu Wang Yi.
Di kesempatan itu, Retno mengatakan China merupakan salah satu investor asing terbesar dengan nilai investasi lebih dari 7,4 miliar dollar AS pada tahun 2023.
Tak hanya soal perdagangan, Retno mengungkapkan sejumlah fokus kerja sama akan ditingkatkan. Beberapa di antaranya hilirisasi industri, pembangunan infrastruktur, manufaktur, transisi energi, serta ketahanan pangan.
Selain itu, kata Retno, hubungan bilateral Indonesia-China akan terus diperkokoh dengan terus menghormati hukum internasional.
Selama bertemu Wang Yi, Retno juga membahas kerja sama penanganan kejahatan lintas batas terutama online scams dan pencegahan agar korban tak terus berjatuhan.
Tak hanya itu, Retno dan Wang Yi membahas beberapa isu kawasan dan dunia.
“Indonesia menekankan kembali komitmennya untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di Indo pasifik,” ujar Retno.
Stabilitas dan perdamaian di Indo- Pasifik, kata dia, hanya akan terwujud jika semua pihak menghormati hukum internasional.
Retno mengatakan Indonesia menghargai dukungan China terhadap ASEAN Outlook Indo-Pacifik (AOIP).
“Kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kawasan kita agar tetap damai dan stabil. Dan itu hanya dapat terwujud jika semua pihak menghormati hukum internasional,” ungkap dia.
Kedua Menlu juga membahas situasi di Timur Tengah usai Iran menyerang secara langsung Israel pada pekan lalu.
“Kita memiliki pandangan yang sama mengenai pentingnya semua pihak menahan diri dan pentingnya untuk melakukan deeskalasi,” ujar Retno.
Lebih lanjut, Retno mengatakan Indonesia dan China memiliki pandangan yang sama mengenai betapa gencatan senjata di Gaza serta penyelesaian masalah Palestina secara adil melalui two state solution.
Stabilitas Timur Tengah, kata dia, tidak akan terwujud tanpa isu penyelesaian isu Palestina. (isa/dna)