Internasional

Tegas, Universitas Diseluruh Korea Selatan Tolak Pelaku Bully

Seoul, BI [05/05] – Para siswa SMA di Korea Selatan yang sedang mempersiapkan diri, untuk masuk ke perguruan tinggi pada tahun 2026 menghadapi rintangan baru.

Rintangan baru tersebut, yaitu mereka yang memiliki catatan kekerasan selama di bangku sekolah, akan mendapatkan nilai nol pada aplikasi di seleksi perguruan tinggi.

Sikap tegas ini merupakan bagian dari perubahan besar-besaran di seluruh universitas di Korea Selatan, yang bertujuan untuk menekan kekerasan di sekolah.

Dilansir dari Allkpop, Jumat (3/5), di bawah pedoman baru yang ditetapkan oleh Dewan Pendidikan Universitas Korea (KCUE), 195 universitas di seluruh Korea Selatan akan diberi waktu selama empat tahun.

Dalam empat tahun, universitas harus memasukkan langkah-langkah yang menangani kekerasan di sekolah, ke dalam proses penerimaan mahasiswa baru.

Ini berarti bahwa setiap siswa yang memiliki riwayat kekerasan di sekolah, yang tercatat dalam catatan sekolah mereka akan menghadapi hukuman, sebagaimana ditentukan oleh kriteria evaluasi masing-masing universitas.

Langkah ini diambil sebagai tanggapan, atas insiden terkenal yang melibatkan putra seorang kandidat kepala Kantor Pusat Investigasi Nasional.

Meskipun menerima tindakan disipliner atas kekerasan di sekolah selama masa SMA, putra kandidat tersebut diterima di Universitas Nasional Seoul yang langsung memicu kontroversi.

Masih dari sumber yang sama, setiap universitas telah menguraikan hukuman khusus, untuk siswa dengan riwayat kekerasan di sekolah.

Sebagai contoh, Universitas Nasional Seoul akan mempertimbangkan informasi tersebut (bullying semasa sekolah), selama proses evaluasi untuk semua jenis penerimaan mahasiswa.

Demikian pula, Universitas Korea berencana untuk mendiskualifikasi pelamar yang memiliki catatan seperti itu, sejak tahap pertama evaluasi dalam penerimaan mahasiswa baru di bidang pendidikan jasmani, dan bakat khusus.

Selain itu, Universitas Sungkyunkwan dan Universitas Sogang telah mengambil sikap yang sangat tegas, dengan mengumumkan kebijakan yang secara efektif melarang pelamar dengan riwayat kekerasan di sekolah.

Mereka akan memberikan nilai nol mulai dari tindakan disipliner tingkat kedua, yang sangat berdampak pada mengecilnya peluang calon mahasiswa untuk diterima di sekolah tersebut.

Perubahan ini menggarisbawahi komitmen yang lebih luas, untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, dan mendorong akuntabilitas di antara para siswa.

Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dan transparansi proses penerimaan siswa baru, terutama dalam kasus-kasus dimana tindakan disipliner mungkin tidak proporsional atau diperdebatkan.

Ketika siswa mempersiapkan diri untuk menghadapi lanskap penerimaan perguruan tinggi yang semakin kompetitif, menavigasi langkah-langkah baru ini tidak diragukan lagi akan menjadi tantangan yang signifikan.

Dengan universitas yang kini tidak hanya memeriksa prestasi akademik tetapi juga catatan perilaku, siswa harus waspada dalam menegakkan standar perilaku baik di dalam maupun di luar kelas.

Netizen di Korea Selatan sangat mendukung kebijakan ini, dan menyayangkan mengapa peraturan tersebut baru diterapkan sekarang.[JP]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.