Ragam

Mengenal Lembuswana, Sosok Penjaga Alam Kalimantan Timur

LEGENDA – Lembuswana adalah entitas gaib yang tersebar dalam berbagai cerita rakyat di Indonesia, khususnya di Kalimantan dan beberapa wilayah lainnya. Namanya dapat dieja dan disebutkan dalam berbagai variasi, seperti Lambuswana, Lembusana, atau Embuswana. Biasanya, Lembuswana digambarkan sebagai sosok besar, kulit berwarna hijau, dan paras yang menakutkan. Sosok ini juga sering dihubungkan dengan lembu atau kerbau.

Legenda Lembuswana berasal dari tradisi lisan masyarakat Indonesia. Meskipun ceritanya berbeda-beda dari satu daerah ke daerah lain, terdapat beberapa elemen inti yang sering muncul dalam narasi tersebut.

Legenda Lembuswana bukan hanya sebuah cerita dongeng semata, melainkan juga memiliki makna dan pelajaran yang dalam bagi masyarakat Indonesia. Beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari cerita ini meliputi pentingnya hidup harmonis dengan alam, menghormati makhluk gaib atau roh, serta perlunya melindungi keanekaragaman hayati dan spesies yang terancam punah.

Dengan kekayaan budaya dan legenda seperti Lembuswana, Indonesia terus memukau dunia dengan kisah-kisah yang memuliakan alam dan warisan budaya yang luar biasa. Legenda Lembuswana mencerminkan bagaimana masyarakat Indonesia merawat alam dan menjaga keseimbangan antara manusia dan alam semesta.

Di Kalimantan Timur, Lembuswana adalah sebuah ikon legendaris dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Lembuswana atau dikenal juga dengan nama Paksi Liman Jonggo Yokso berwujud binatang lembu atau sapi yang memiliki sayap seperti elang, bertaji seperti ayam, bertaring seperti singa, dan berbelalai seperti gajah.

Makhluk mitologi ini juga bersisik seperti naga, serta bermahkota bagaikan seorang raja. Lembuswana muncul sebagai sosok berkilauan keemasan yang menjadi simbol penting dalam sejarah daerah tersebut. Di depan Museum Mulawarman, Tenggarong, patung ini berdiri dengan gagah, menggambarkan makhluk berbadan kuda yang memiliki sisik dan taring yang memukau.

Dalam cerita rakyat setempat, Lembuswana disebut sebagai penguasa Sungai Mahakam yang bersemayam di palung sungai. Patung yang menjadi ciri khas ini, sebenarnya adalah karya seniman Burma pada abad ke-19, tapi baru menghiasi pelataran kedaton Kutai Kartanegara sejak awal abad ke-20.

Legenda seputar Lembuswana juga sering dikaitkan dengan kisah kelahiran Putri Karang Melenuyang bersama makhluk mitologis ini muncul dari dasar Sungai Mahakam. Putri tersebut kemudian menikah dengan Raja Aji Batara Agung Dewa Sakti, melahirkan penerus dinasti raja-raja Kutai Kartanegara.

Dalam mitosnya, Lembuswana adalah penjaga Sungai Mahakam dengan tubuh besar dan kuat seperti kerbau, tetapi memiliki kepala kuda dan tanduk panjang layaknya badak. Makhluk ini juga dilengkapi dengan sayap besar yang memungkinkannya terbang di atas Sungai Mahakam.

Menurut legenda, Lembuswana bertugas menjaga sungai dari bahaya serta memastikan kebersihannya. Diceritakan pula bahwa ia membantu nelayan dalam menangkap ikan dengan memberikan petunjuk tentang tempat-tempat terbaik untuk menemukan hasil tangkapan.

Meskipun statusnya hanya dalam cerita rakyat, keberadaan Lembuswana tetap menjadi bagian penting dalam budaya Kalimantan Timur. Keyakinan bahwa Lembuswana benar-benar ada dan menjaga Sungai Mahakam masih terus dipersempit di antara masyarakat.

Bagi warga Kutai, Lembuswana diyakini sebagai tunggangan Mulawarman, seorang raja Kutai sekitar 1.500 tahun lalu. Mirip dengan pandangan penganut Siwa di Nusantara, lembu dianggap sebagai kendaraan Dewa Siwa, mencerminkan keperkasaan dan kedaulatan seorang penguasa. [*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.