Sumbangan Devisa dari Pekerja Migran Meningkat Pesat
Jakarta, BI [07/07] – Di penguhujung bulan Juni 2024 ini, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali melepas 99 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) skema Government to Government (G to G) ke Korea Selatan bertempat di eL Hotel, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Sebanyak 90 orang bekerja di sektor manufaktur dan 9 orang di sektor shipbuilding. Secara simbolik dilepas oleh Kepala BP2MI, Benny Rhamdani pada Minggu, 30 Juni 2024.
Benny menyampaikan kabar baik yang datang dari Bank Indonesia tentang sumbangan devisa para Pekerja Migran Indonesia yang meningkat pesat hingga akhir tahun 2023,
“Bank Indonesia merilis bahwa di 2023 sumbangan devisa yang masuk ke Indonesia atau remitansi kiriman para Pekerja Migran Indonesia dari luar negeri adalah sebesar 227 Triliun rupiah, naik 42,2% dari tahun 2019 ke 2023, kenapa bisa terjadi kenaikan? kesadaran menabung, kesadaran untuk mengirim uang ke keluarganya semakin tinggi, jadi para PMI tersebut tidak konsumtif dan menghabiskan uang yang di dapatnya di luar negeri, dengan uang yang dikirim ke kampung halaman, membuat perputaran ekonomi di kampung masing-masing jadi bergerak,” kata Benny.
“Hal inilah yang kita inginkan, negara terus memperbaiki dirinya untuk membangun satu mindset dan paradigma baru bahwa tidak boleh merendahkan PMI, tidak boleh memandang sebelah mata terhadap PMI dan tidak boleh lagi ada perlakuan dari oknum negara yang perlakuannya sewenang-wenang terhadap PMI,” harap Benny.
Benny mengingatkan para PMI untuk mendaftarkan dan melaporkan diri di aplikasi Portal Peduli WNI setiba mereka di Korea Selatan agar keberadaan mereka dapat dipantau oleh perwakilan Indonesia di sana.
Di sela-sela prosesi pelepasan Pekerja Migran Indonesia ini terdapat hal yang cukup unik, Susi Fauziah, asal Indramayu, Jawa Barat, merupakan satu-satunya Pekerja Migran Indonesia perempuan dari 99 Pekerja Migran Indonesia yang akan berangkat ini. Ia mengatakan dirinya akan bekerja di sektor manufaktur pada pabrik tekstil di daerah Gyeongsangnam-do, Korea Selatan.
Susi bercerita, ia mulai belajar bahasa Korea sejak tahun 2021 di salah satu Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) di Indramayu, dan lulus ujian EPS-TOPIK pada tahun 2022. Ia tertarik bekerja di Korea Selatan karena melihat keluarganya yaitu Ayah, Paman dan Bibi yang dulu pernah sukses bekerja juga di Korea Selatan.
Ia mengaku sangat senang akhirnya bisa mewujudkan mimpinya untuk bekerja di Korea Selatan. “Motivasi saya bekerja disana adalah ingin menabung untuk membeli rumah dan juga menjadi bekal di masa depan untuk berwirausaha,” ujarnya.*(Humas)