Ragam

Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Penulis : Ustad Muhaemin Karim

Kita bangsa Indonesia, baru saja memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79. Tepat pada hari itu, kita bangsa Indonesia telah dikarunia oleh Allah suatu rahmat dan nikmat yang besar sekali di mana sebelum itu kita berjuang lebih dahulu dengan perjuangan yang amat panjang dan penuh pengorbanan.

Berapa banyak para pejuang kita yang telah gugur dalam memperebutkan kemerdekaan dari tangan penjajah. Mereka telah gugur sebagai syuhada karena didorong oleh rasa kecintaan kepada tanah air, dan didorong pula oleh suatu keyakinan bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah ungkapan:” Hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah sebagian dari iman.”

Sungguh tepat ungkapan di atas. Sebab dengan mencintai tanah air berarti mempunyai rasa tanggung jawab menjaga dan memeliharanya. Dan hal itu telah dilakukan oleh pejuang-pejuang kita terdahulu yang telah membebaskan negeri kita ini dari belenggu penjajah, baik dari Belanda maupun dari Jepang. Sekarang kita telah hidup di alam kemerdekaan sehingga nasib kita berada di tangan kita sendiri. Kita bebas mengatur sesuai dengan sifat dan kepribadian kita sendiri.

Oleh sebab itu, kita sebagai pewaris kemerdekaan mempunyai tanggung jawab memeliharanya agar api kemerdekaan itu tidak semakin pudar. Kita isi kemerdekaan ini dengan amaliah nyata menuju kepada kemajuan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan, yaitu mewujudkan negara yang adil dan makmur dalam limpahan rahmat dan ridha Allah SWT.

Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah menciptakan umat manusia di seantero dunia ini dengan bekal kemerdekaan dan kebebasannya itu tiada lain agar menjadi umat yang bertaqwa yang mau mnyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Insya Allah, dengan berbuat seperti itu negara akan cepat menuju sasaran cita-citanya, menjadi negara yang aman dan tenteram, adil dan makmur merata ke seluruh persada nusantara. Allah SWT berfirman:

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah sesuatu kaum kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya jikalau mereka tidak mau berusaha mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Tetapi tidak demikian yang terjadi di dalam negara kita ini. Bangsa Indonesia telah bersusah payah berjuang mengubah keadaannya, dari alam penjajahan ke alam kemerdekaan.

Kemerdekaan tidak akan punya arti nyata tanpa disertai dengan berbagai upaya yang dapat menjunjung harkat dan martabat bangsanya. Disinilah letak kewajiban kita di dalam mengisi kemerdekaan.

Marilah kita tingkatkan terus darma bakti kita dalam mengisi kemerdekaan ini. Kita tempatkan diri kita sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing. Sedang bagi anak-anak pelajar dan generasi muda supaya tetap giat menuntut ilmu hingga memperoleh pengetahuan dan ilmu yang banyak dan luas sebagai bekal membangun bangsanya.

Bangsa Indonesia sekarang ini benar-benar sedang membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang terdidik untuk menangani berbagai kegiatan pembangunan. Sebagaimana kita ketahui bahwa hakikat kemerdekaan itu adalah jiwa yang terdidik, mempunyai kemauan yang hidup, memiliki pengetahuan yang luas, sehingga dengan begitu segala tugas bangsanya dapat dilaksanakan dengan sempurna.

Sesungguhnya jika hal-hal yang telah disebutkan di atas itu benar-benar dapat kita laksanakan, maka yang demikian itu merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah di mana Dia telah menganugerahi kemerdekaan yang murni kepada kita. Sebaliknya kalau kita tidak mau berbuat sesuatu di dalam mengisi kemerdekaan ini, berarti kita telah berkhianat: khianat kepada para pejuang kemerdekaan yang telah gugur mendahului kita dan mengkhianati ni’mat Allah. Padahal Allah telah berfirman:

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambahkan nikmat kepadamu. Dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7)

Maka sadarilah bahwa di pundak kita terletak beban berat dalam meneruskan cita-cita kemerdekaan yang telah kita canangkan bersama pada tanggal 17 Agustus 1945. Kita bina generasi demi generasi secara estafet untuk meneruskan perjuangan bangsa.

Dengan demikian tidak sia-sialah perjuangan para syuhada’ yang telah gugur mendahului kita. Sehingga arwah mereka akan merasa senang di sisi Allah karena tidak meninggalkan anak cucu yang miskin dan merana, melainkan hidup dalam limpahan kesejahteraan dan kebahagiaan.

Tak lupa pula kita panjatkan do’a semoga arwah para pejuang Muslim kita diterima dengan baik di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa mereka serta diterima amal mereka sebagai bekal hidup di akhirat kelak. Amin.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.