Kesederhanaan Paus Fransiskus Harus Dicontoh Pejabat dan Keluarganya
Jakarta, BI [08/09] – Paus Fransiskus sudah terbang meninggalkan Indonesia Salah satu yang dikenang publik adalah kesederhanaan. Selama di Jakarta, Paus Fransiskus tidak menggunakan mobil mewah. Tidurnya juga di Kedutaan Vatikan di Jakarta. Alias Toyona Innova Zenix yang merupakan MPV. Gaya hidup tersebut harus jadi contoh atau teladan bagi pejabat beserta keluarganya di Indonesia.
Paus Fransiskus sudah terbang meninggalkan Indonesia Salah satu yang dikenang publik adalah kesederhanaan. Selama di Jakarta, Paus Fransiskus tidak menggunakan mobil mewah. Tidurnya juga di Kedutaan Vatikan di Jakarta. Alias Toyona Innova Zenix yang merupakan MPV. Gaya hidup tersebut harus jadi contoh atau teladan bagi pejabat beserta keluarganya di Indonesia.
R. Haidar Alwi selaku pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) mengatakan, kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia menunjukkan perilaku kesederhanaan luar biasa. Meskipun dia menyandang status sebagai pemimpin umat beragama di dunia sekaligus pemimpin negara Vatikan.
Mulai dari penggunaan pesawat komersil, mobil biasa dan menolak tidur di hotel berbintang. Kemudian menggunakan jam tangan murah dan sepatu tua yang sudah lusuh. “Kesederhanaan Paus seperti tamparan keras bagi para pejabat yang gemar hedon dan flexing. Tapi sayangnya, walaupun sudah ditampar sangat keras, masih banyak yang belum introspeksi diri,” ungkap Haidar.
Haidar mengatakan untuk di Indonesia, sejatinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto juga kerap menonjolkan hidup sederhana dalam menjalankan tugasnya. Secara khusus Haidar meminta perilaku sederhana Paus, Jokowi, dan Prabowo jadi teladan para aparat penegak hukum beserta keluarganya.
Secara khusus dia memberi penekanan pada gaya hidup mewah, hedon, atau sejenisnya yang kerap ditampilkan oknum kepolisian atau keluarganya. Dia mendapatkan informasi dari masyarakat tentang masih adanya anggota Polri dan keluarganya yang diduga gemar bergaya hidup mewah (hedon) dan dipamerkan di media sosial (flexing).
Sejak saat ini juga, Haidar mengatakan stop flexing atau pamer gaya hidup mewah. Dia mengatakan aparat kepolisian seharusnya meneladani juga kesederhanaan yang dicontohkan oleh Kapolri dan istri. “Beliau tidak pernah bergaya hidup mewah apalagi memamerkannya di media sosial. Tidak pernah. Padahal beliau orang nomor satu di Polri. Yang hedon dan flexing harusnya malu,” katanya.
Ironisnya, sambung Haidar, oknum yang diduga hedon dan flexing tersebut berasal dari perwira tinggi (pati) Polri. Oknum tersebut sebelumnya sudah pernah viral dan menjadi sorotan publik. Namun bukannya berubah, malah seperti tidak pernah jera.
Haidar mengatakan gara-gara ulah segelintir oknum, banyak anggota Polri lainnya yang ikut terdampak sedangkan hidupnya pas-pasan. Terutama mereka yang pangkat dan jabatannya masih tergolong rendah. Ibaratnya, karena nila setitik rusak susu sebelanga. “Kalau efeknya hanya terbatas pada oknum yang bersangkutan, silakan saja. Ini satu institusi ikut terdampak karena timbul stigma dan dicap oleh masyarakat sebagai lembaga yang hedon dan flexing,” jelasnya.
Dia menegaskan pejabat dengan pangkat perwira tinggi sudah selayaknya mejadi contoh yang baik bagi junior dan bawahannya. Haidar mengajak seluruh keluarga besar korps bhayangkara agar bersama-sama menjaga marwah institusinya.
Jangan sampai di saat sebagian besar sibuk membangunnya, sebagian lainnya justru malah sibuk meruntuhkannya. “Bukan hanya anggota Polri tapi juga keluarganya, istri dan anak-anaknya harus bisa menjaga marwah Polri. Supaya apa yang sudah dibangun dengan susah payah tidak berakhir sia-sia,” papar dia. (*)