Jakarta, BI [13/11] – Gaya hidup homesteading sedang meningkat, tapi apa sebenarnya istilah trendi ini? Sepertinya setiap hari semakin banyak orang yang memulai perjalanan mereka menuju Homesteading.
Merriam-Webster kepada laman HGTV, mendefinisikan homesteading sebagai rumah yang ditempati oleh sebuah keluarga di mana di sebelahnya terdapat perkebunan atau peternakan.
Namun, ketika orang berbicara tentang “homesteading,” itu tidak hanya merujuk pada rumah keluarga. Homesteading bermuara pada gaya hidup mandiri, terutama yang dilakukan oleh sebuah keluarga, di mana sering kali memiliki cukup ruang untuk menghasilkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.
Homesteading di Amerika sendiri secara historis penting dan dapat ditelusuri ke Homesteading Act tahun 1862, sebuah tindakan yang memberikan kepemilikan tanah bahkan bagi orang Amerika yang paling miskin sekalipun.
Yang diperlukan hanyalah sedikit biaya pengajuan dan mereka yang memenuhi kriteria dapat mengklaim sebidang tanah seluas 160 hektar, menjadi pemilik langsung setelah menggarap tanah tersebut selama 5 tahun. Dengan adanya tanah ini muncullah swasembada dan peluang untuk mendapatkan penghasilan.
Homesteading sangat menarik bagi para pemula yang secara alami tertarik pada gagasan untuk menafkahi diri mereka sendiri. Meskipun kemudahan di zaman modern membuat hidup lebih mudah, beberapa orang melihat nilai intrinsik dalam mengambil cara tradisional, menukar kenyamanan demi kemandirian, keberlanjutan, dan bahkan kemungkinan keuntungan finansial.
(Bila kamu ingin melakukan homesteading, lakukan riset dan kenali keterampilan apa yang dibutuhkan setiap tugas sebelum kamu langsung terjun ke dalamnya. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Salah satu aspek menarik dari gaya hidup homestead adalah proses pengawetan makanan. Setelah panen, momen yang menggembirakan dimulai. Bayangkan membuat selai stroberi manis dari buah-buahan yang baru dipetik atau mengior saus tomat yang harum.
Proses ini bukan hanya berkaitan dengan disiplin, tetapi juga rasa syukur akan apa yang telah diberikan oleh alam.
Homesteading membutuhkan banyak kerja keras dan penentuan nasib sendiri, terutama bagi mereka yang memulai tanpa anggaran yang besar.
Kemandirian yang kamu kembangkan sepanjang proses akan terus bermanfaat sepanjang hidupmu. Dan akhirnya, gaya hidup homestead bukan hanya tentang menghasilkan, tetapi juga tentang menjalin kedamaian dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Bila kamu telah memutuskan bahwa homesteading cocok untukmu, berikut beberapa tips dan trik untuk memastikan usaha homestead kamu berhasil:
– Pilih lokasi yang tepat untuk homestead
Meskipun tidak harus memiliki lahan seluas 100 hektar untuk membangun homestead, lahan di kota kecil tidaklah ideal. Sebagian besar penghuni rumah lebih memilih mencari komunitas pedesaan di mana lahan yang lebih luas tersedia untuk homestead, sehingga menyisakan banyak ruang untuk rumah, taman, padang rumput, dan gudang.
– Pelajari keterampilan penting untuk wisma yang sukses
Sebagian besar elemen homesteading memiliki tingkat kurva pembelajaran tertentu. Baik kamu berencana memelihara sarang lebah, beternak ayam untuk diambil telurnya, menanami kebun sayur yang melimpah, atau beternak satu atau dua ekor sapi perah, lakukan riset dan kenali keterampilan apa yang dibutuhkan setiap tugas sebelum kamu langsung terjun ke dalamnya.
– Pelajari cara membuat homestead mandiri dengan anggaran terbatas
Memodelkan homestead kamu berdasarkan kehidupan influencer homestead favorit mungkin bukan ide terbaik, karena sebagian besar yang dilihat adalah sudah melalui pertimbangan estetika.
Selain itu, banyak representasi media sosial tentang homesteading yang didanai oleh bentuk pendapatan lain, sering kali dari postingan media sosial itu sendiri.
Membangun homestead dengan anggaran terbatas membutuhkan banyak pekerjaan dan tidak selalu menyenangkan, terutama jika kamu menginginkannya benar-benar mandiri.[*]