Kenal Lebih Dekat Jundhy Saputra, Pernah Kerja DI Travel
Hong Kong, BI [22/12] – Nama Jundhy Saputra memang sudah tidak asing lagi di kalangan PMI Hong Kong, Pria kelahiran Bogor ini memiliki maghnet tersendiri di setiap kedatangan ke Hong Kong.
Lantas kenapa lama Jundhy absen datang ke Hong Kong hingga tersiar kabar jika Jundhy bekerja di Dubai, apakah benar dan bagaimana ceritanya? …
Berikut hasil bincang ringan antara Jundhy dan Berita Indonesia.
BI: Assalamualaikum, apakabar Mas Jundhy?
Jundhy: Wa alaikumussalam, alhamdulillah kabar baik mba.
BI: Selamat datang di Hong Kong lagi. Welcome home. Berapa lama nih ga ke Hong Kong ?
Jundhy: Terimakasih banyak Mbak, terakhir saya kesini itu tahun 2020. Sekitar tahun ya mba.
BI: Gimana, ada perubahan ga setelah 4 tahun ga ke HK?
Jundhy: Kalau dari Hong Kong nya sendiri ga ada perubahan yang signifikan ya mba. Dari jamaahnya juga masih welcome sama saya, masih tetap hangat menyambut saya. Mungkin masih pada kenal sama saya artinya ga beda jauhlah dengan dulu.
Suasanyanya itu masih tetep yang dulu. Bukan cuma di gedung, kalo acara yang pertama di gedung tuh, trus kedua di lapangan, di luar gedung, di Meifoo. Ya Allah di situ tuh, membayangkan beberapa tahun yang lalu, 5 tahun yang lalu. Di lapangan itu seperti ini. Terjun di lapangan. Merasakan atmosfir berbaur dengan jamaah. Ada corona dan orang lama banyak yang pulang. Itu aja sih perbedaannya.
BI: Selain ke Hong Kong, sudah kemana aja nih mas?
Jundhy: Saya pernah ke Malaysia, Taiwan, Singapura, Macau dan UAE.
BI: Denger-denger kerja di Dubai ya mas?
Jundhy: Oh iya, saya kerja di Di Dubai itu sejak tahun 2021 bulan Februari.
BI: Gimana bisa sampai kerja di Dubai, ceritain dong?
Jundhy: Awalnya di tahun 2021 itu kita ke Dubai, sekedar kunjungan aja di acara Dubai Expo. Acaranya luar biasa. Dan artis yang diundang Lyodra, serta dihadiri pak presiden Jokowi. Karena itu acara lima tahunannya negara sana. Kalau di Indonesia itu semacam PRJ gitu lo mba. Dan kebetulan Dubai menjadi negara untuk melaksanakan acara tersebut. Nah saya datang ke Dubai karena itu, tiga bulan visit di sana.
Sebulan dua bulan masih nyaman yaaa, masih jalan-jalan di sana. Bulan ketiganya kok bosen ya, gini-gini aja. Terus saya punya rencana mau ngelamar kerja. Saya sampaikan ke istri saya. Dan istri saya mendukung. Dan seandainya kita pulang ke Indonesia pun kita juga ga ada kerjaan. Waktu itu corona. Teman-teman nyaranin untuk bertahan di Dubai dulu.
Sebab teman-teman musisi intuk bertahan hidup itu ada yang menjual alat-alat musik mereka, demi bertahan untuk hidup. Alhamdulilah akhirnya istri saya kerja di toko Indonesia dan saya kerja di travel milik orang Indonesia.
BI: Di sana kegiatannya apa saja
Jundhy: Saya kerja di travel itu sekitar enam atau tujuh bulan, di situ waktunya luar biasa kan. karena pingin cari suasana baru. Terus ada perusahaan Singapura yang bergerak di bidang restoran dan supermarket, butuh marketing promotion. Untuk ngurus sosial medianya dia. Dengan tawaran gaji sekian dan libur Sabtu, Minggu wah senang banget. Sesuai dengan bidang kita. Dan sering tampil di cafe yang pengunjungnya banyak orang Indonesia. Sekitar satu tahun. Mungkin boss saya salah strategi atau apa. Akhirnya perusahaannya bangkrut dan tutup.
BI: Terus bagaimana kelanjutannya setelah tidak kerja di perusahaan Singapura
Jundhy: Iya, setelah itu saya ngisi freelance dan ngisi acara formal ataupun nonformal KBRI di sana. Sejak ngisi acara di KBRI, jadi nama saya diperhitungkan untuk ngisi setiap event KBRI. Orang-orang pada kenal saya. Dari acara tahunan, diplomatik, kekonsuleran, seminar di beberapa Emirat. Seperti lepas jabatan, pemilu ataupun idul fitri saya yang ngisi acaranya. Jadi KBRI juga menyayangkan dan merasa kehilangan. Saat saya memutuskan untuk pulang terus ke Indonesia. Begitu ceritanya
BI: Apa ga sayang, di saat kariernya bagus, harus ditinggalkan?
Jundhy: Yaa memang ini sudah keputusan. Ingin lebih fokus ke keluarga aja dulu. Jika takdir Allah, saya harus balik ke Dubai lagi, ya saya pasti balik lagi. Dan di Dubai itu kita kalau perform di cafe gitu harus punya license. Dimana-mana harus ada license. Jika ga ada, kita bisa kena. Dendanya ga maen-maen. Jadi ga leluasa dan agak susah di sana juga.
BI: Bagaimana kerja di Dubai, adakah kesan yang spesial?
Jundhy: Pernah saya mengisi acara Malaysia Independen Day. Saya yang ngisi, bukan artis dari Malaysia. Dan saya semua yang ngisi. Kurang lebih ada 15 lagu. Ada 5 atau 6 lagu Malaysia, lagu Barat, Arab, Mexico dan itu semua request dari sana. Dan yang bikin saya bangga itu saya membawakan lagu kemerdekaannya Malaysia. Dan saya harus hati-hati, jangan sampai salah. Karena ini lagu kebangsaan. Disitu saya bangga banget.
BI: Bagaimana Mas Jundhy melihat perkembangan musik di Indonesia?
Jundhy: Kalau untuk band atau solo menurut saya agak berkurang yaaa. Tapi intuk jenis musik, seperti religi itu sekarang ini tuh kayak lagu-lagu jawa yang dikemas dengan musik yang lagi tren vibe-nya di situ. Jarak Denny Caknan, Gilga lagu-lagu seperti itu banyak diminati. Dan semua kalangan suka. Dikemasnya musik POP tapi bahasanya Jawa.
Buat saya OK. Karena bahasa jawa bisa mendunia. Dikemasnya bukan kayak musik jawa. Jadi ada sentuhan slow rocknya gitu. Dan lagu-lagu religi juga cukup perkembangannya. Kayak musik gambus bukan cuman di Jakarta saha. Tapi sudah mulai berkembang di mana-mana. Seperti acara wedding gitu.
BI: Ada rencana ngeluarin single?
Jundhy: Doakan setelah lebaran, InsyaAllah bisa ngeluarin single lagu jawa dengan aransemen yang asyik gitu. Semoga bisa ikut meramaikan belantika musik Indonesia.
BI: Apa rencana setelah pulang ke tanah air ?
Jundhy: Saya ngikutin arus aja dulu. Alhamdulilah pulang dari Hong Kong saya sudah ada tawaran di Bali, Mungkin nanti lanjut di Bogor. Yaah, resolusi tahun 2025 saya pengennya tetap di entertaint. Saya pingin ngembangin usaha ritel baju-baju muslim.
BI: Apa pesannya buat para PMI Hong Kong
Jundhy: Pesan saya ada tiga, antara lain: Tetap fokus bekerja, tetap fokus menjadi pejuang keluarga, harus punya target kembali ke Indonesia. Karena kalau kita ga punya target sampai kapan kita mau bekerja?
Rejeki Allah itu ga ada habisnya. Jadi kalau kita punya target. Kita itu punya arah, punya tujuan kita itu sebenarnya apa dan gimana gitu. (esti)