Kenapa Orang Suka Selfie dan Unggah Jadi Foto Profil
8 kepribadian yang ditunjukkan orang yang suka selfie dan menggunakannya sebagai foto profil di media sosial.
Jakarta, BI [10/12] – Ada beberapa orang yang tampak senang sekali melakukan selfie alias swafoto. Tiap momen selalu diabadikan dengan selfie. Makan di suatu tempat, selfie. Main ke suatu tempat, selfie. Semua kesempatan dalam hidupnya selalu dihiasi dengan selfie.
Tak hanya itu, ada juga yang menggunakan foto selfie itu untuk kemudian menjadi foto profil di media sosial. Menurut psikologi, orang-orang yang gemar selfie dan menjadikannya sebagai foto profil di media sosial menunjukkan kepribadian orang tertentu.
Dikutip dari geediting, ini 8 kepribadian yang ditunjukkan orang yang suka selfie dan menggunakannya sebagai foto profil di media sosial.
Mencari perhatian
Bagi mereka yang terus-menerus selfie, kebutuhan akan perhatian sering kali lebih terasa. Mereka biasanya menginginkan pusat perhatian dan senang menjadi pusat perhatian.Nah, selfie kemudian mereka gunakan sebagai sarana berbagi kehidupan, pengalaman, dan emosi dengan orang lain.
Sifat mencari perhatian ini sering kali tercermin dalam unggahan mereka di media sosial. Mereka kerap memperbarui profilnya dengan swafoto baru, dengan harapan dapat menarik perhatian audiens dan mengundang komentar, suka, dan bagikan.
Penting untuk dicatat bahwa mencari perhatian tidak selalu merupakan hal buruk. Setiap orang ingin merasa diperhatikan dan dihargai. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, hal ini dapat menjadi masalah.
Kepercayaan diri yang tinggi
Ciri umum lainnya di antara orang yang gemar selfie adalah rasa percaya diri yang kuat. Mereka biasanya merasa nyaman dengan penampilan mereka dan tidak keberatan berbagi foto mereka dengan dunia.
Rasa percaya diri yang tinggi itu kerap menjadi ciri khas orang-orang yang gemar selfie. Mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri, dan mereka ingin berbagi kenyamanan dan kepercayaan diri itu dengan orang lain.
Keinginan untuk divalidasi
Orang yang sering selfie dan menjadikannya foto profil di media sosial sering kali memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan validasi. Mereka mencari persetujuan dan dukungan positif dari lingkaran sosialnya yang biasanya diperoleh melalui like, komentar, dan share pada unggahan mereka.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Georgia menemukan bahwa foto yang memuat wajah memiliki kemungkinan 38 persen lebih besar untuk menerima suka dan 32% lebih besar untuk menerima komentar di Instagram.
Hal ini dapat menjelaskan mengapa banyak orang mengunggah foto selfie. Mereka sesungguhnya mengandalkan kemungkinan lebih tinggi untuk mendapat respons. Kebutuhan untuk validasi ini bisa sangat kuat dan sering kali menjadi kekuatan pendorong di balik kebiasaan swafoto.
Kreativitas dan ekspresi diri
Percaya atau tidak, selfie dapat menjadi bentuk ekspresi diri dan kreativitas. Pengguna selfie kerap kali bereksperimen dengan berbagai pose, filter, dan latar belakang.Mereka bermain dengan pencahayaan, alat peraga, dan sudut untuk menciptakan gambar unik yang mewakili suasana hati, gaya, atau pengalaman mereka saat ini.
Dengan berbagi gambar-gambar yang dibuat dengan cermat ini di media sosial, mereka tidak hanya memamerkan wajah mereka tetapi juga bakat artistik dan kreativitas mereka. Itu cara mereka menceritakan sebuah kisah, menyampaikan emosi, atau membuat pernyataan.
Keramahan
Orang yang sering selfie biasanya orang yang mudah bergaul dan suka keluar rumah. Mereka gemar berbagi momen-momen kehidupan mereka, baik besar maupun kecil, dengan teman-teman dan pengikutnya.
Selfie sering kali disertai dengan keterangan yang menggambarkan pengalaman, perasaan, atau pemikiran mereka, sehingga mengundang orang lain untuk berinteraksi dengan mereka.
Keterbukaan emosional
Di balik setiap selfie sering kali ada spektrum emosi. Bagi mereka yang gemar selfie, foto-foto ini dapat menjadi sarana mengekspresikan perasaan dan emosi, ciri keterbukaan emosional.
Entah saat mereka merasa gembira, merenung, atau bahkan melankolis, mereka menggunakan selfie sebagai media untuk berbagi perasaan tersebut dengan audiens mereka. Itulah cara mengungkapkan isi hati mereka, atau dalam kasus ini, di profil media sosial mereka.
Cinta terhadap teknologi
Dengan maraknya telepon pintar yang dilengkapi kamera berkualitas tinggi, mengambil foto narsis tidak pernah semudah ini. Dan mereka yang terus-menerus selfie sering kali memiliki apresiasi yang mendalam terhadap teknologi.
Kecintaan terhadap teknologi tidak hanya sebatas berswafoto. Ini mencakup juga mengikuti perkembangan aplikasi, filter, dan tren media sosial terkini. Ini tentang merangkul era digital dan menggunakannya sebagai alat untuk mendokumentasikan pengalaman hidup.
Kebutuhan akan kontrol
Ciri lain yang tidak terlalu kentara dari orang yang gemar selfie dan menggunakannya sebagai foto profil media sosial adalah kebutuhan mereka untuk mengendalikan.
Selfie memungkinkan mereka mengendalikan bagaimana mereka ditampilkan kepada dunia. Mereka dapat memilih sudut terbaik, menggunakan filter favorit, dan memutuskan momen tepat untuk mengambil foto.
Menariknya, penelitian telah menunjukkan bahwa mengedit selfie dikaitkan dengan perasaan yang lebih buruk tentang penampilan dan harga diri secara keseluruhan, mungkin karena hal itu melibatkan membandingkan diri sendiri dengan standar yang tidak realistis atau berfokus pada kekurangan yang dirasakan.(jpc)