Kesehatan

Makanan Cepat Saji Bisa Sebabkan Stroke Di Usia Muda

JAKARTA, BI [11/12] – Stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan secepat mungkin. Mulanya, penyakit ini menyerang orang yang berusia lanjut, namun terjadi peningkatan kasus stroke di kalangan usia muda dalam beberapa tahun terakhir.

Melansir laman lembaga kesehatan Amerika Center For Disease Control (cdc.gov), prevalensi stroke meningkat hampir 8 persen. Pasien stroke di usia muda dengan rentang usia 18 hingga 44 tahun.

Meningkatnya prevalensi stroke pada usia muda tidak terlepas dari kebiasaan sehari-hari yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan otak. Melansir laman Healthline, berikut beberapa kebiasaan buruk yang meningkatkan risiko stroke di usia muda.

1. Konsumsi Makanan Cepat Saji

Kebiasaan konsumsi cepat saji menjadi kebiasaan sederhana yang dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Makanan cepat saji cenderung tinggi garam, lemak trans, dan gula.
Pola makan seperti ini meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko utama stroke.

2. Mager

Malas gerak juga dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan metabolisme tubuh melambat.
Hal ini juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan gangguan metabolisme lainnya yang dapat memicu stroke.

3. Tidak Mengelola Stres

Tidak mengelola stres dengan baik juga dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Ketika kita stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol.
Hormon-hormon ini memicu respons “fight or flight” yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Jika kondisi stres berlangsung lama, tekanan darah akan terus meningkat dan dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau aneurisma.

4. Pola Tidur Buruk

Tidur yang tidak cukup atau pola tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kortisol (hormon stres). Hormon ini menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah meningkat.

Kondisi ini jika berlangsung dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ lainnya.

Kurang tidur juga mengganggu fungsi endotel, lapisan dalam pembuluh darah yang mengatur tekanan darah dan peradangan.
Disfungsi endotel ini dapat mempercepat proses aterosklerosis (penumpukan plak pada dinding arteri).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.