Hong Kong

Perayaan Natal dan Hari Ibu Gereja Bethel Indonesia – Hong Kong

Hong Kong, BI [05/01] – Pengertian natal pada umumnya bagi umat Kristiani berarti penyambutan Sang Juru Selamat Yesus Kristus yang lahir ke dunia. Namun, tidak ada yang tahu pasti tanggal berapa tepatnya hari lahir Kristus.

Tetapi dengan berkembangnya sebuah kalender, maka dapat dilihat bagaimana peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Kristus diketahui urutannya, dan pada akhirnya kelahiran Kristus dapat ditentukan waktunya.

Awalnya, kelahiran Yesus Kristus diperingati pada tanggal 6 Januari. Penetapan ini didasarkan pada rangkaian cerita dari kitab-kitab Injil, yang mencakup kelahiran Yesus, kedatangan orang Majus, dan pembaptisan-Nya. Namun, di Roma, tanggal 6 Januari lebih dikhususkan untuk memperingati kedatangan orang Majus. Pada abad ke-4 Masehi, Gereja memutuskan untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus Kristus, yang kemudian dirayakan sebagai Hari Natal.

Bertempat di Bonjour Tower, Tsuen Wan, Wang Wo Tsai St, Hong Kong perayaan Natal dan sekaligus merayakan hari Ibu ini dirayakan pada Hari Minggu, 22 Desember 2024 yang diselenggarakan oleh Gereja Bethel Indonesia Hong Kong.

Menghadirkan pembicara Pdm Jeannethe Luntungan dari Jakarta.

Pdm Jeannethe menyampaikan pesan Natal tahun 2024 mengabdikan keluarga kita. Jangan sampai kita melayani yang lain tapi keluarga kita berantakan. Tuhan tidak menghendaki hal tersebut.

“Mereka datang melihat Maria dan Yusuf. Jadi dalam Natal kita mengabdikan keluarga kita. Jangan sampai kita melayani yang lain, tapi keluarga kita berantakan. Tuhan tidak menghendaki keluarga kita berantakan. Bersatu dengan wanita yang melahirkan anak-anak yang dikasihi, anak -anak yang dibesarkan dengan penuh kasih dan tanggung jawab agar menjadi pribadi yang berguna,” terangnya.

Pdm Jeannethe juga menambahkan tentang makna Natal itu antara lain damai dan suka cita. Melihat segala sesuatu dinilai dengan datangnya Yesus dengan kesederhanaan. Tuhan menerima kita apa adanya, bukan karena kekayaan. Tuhan tidak melihat status materi kekayaan. Namun yang dilihat hati kita.

Pdm Jean juga menjelaskan tentang peran agama dalam bermasyarakat. Aturan dibuat oleh manusia.

“Saya percaya, tidak ada agama yang menghendaki perpecahan, permusuhan. Tetapi menghendaki kedamaian, kebersatuan. Kita bisa bersatu, asal kita tidak memandang suku dari mana asalnya. Pemimpin kita yang terdahulu sudah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda tetapi tetap satu. Walaupun agama kita tidak sama. Jadi, sebagai rohaniawan apapun kepercayaannya punya peran penting dan harusnya bisa membawa umat untuk bersatu. Jangan melihat Agama atau kepercayaannya, tetapi lihatlah Indonesianya,” harapnya.

Sementara saat perayaan Natal tersebut tepat dengan hari Ibu. Pdm Jean juga menambahkan tentang arti dan makna hari Ibu tersebut.

“Sebagai Ibu, harus punya persediaan maaf tanpa batas. Karena kita menikah dengan orang yang berbeda. Berbeda gender. Karena itu, yang namanya berbeda tidak selalu harmonis. Pasti ada gesekan. Tetapi justru karena gesekan itu, membuat kita semakin baik, semakin mesra. Jadi, untuk perempuan yang ada saat ini. Saya tidak tau yang dialami dalam rumah tangganya, anaknya seperti apa. Karena kekuatan kita itu ada pada Tuhan. Jadi yang saya alami, yang saya hadapi dalam rumah tangga, saya bawa pada Tuhan. Makanya tadi saya katakan pada kalian. Simpan segala sesuatu di dalam hati. Apapun yang kita hadapi. Jelek/baik yang ada di suami kita. Harus simpan rahasia. Mengadu saja sama Tuhan. Jangan curhat di medsos yang akan diketahui oleh orang di seluruh dunia.

Pdm Jean juga berpesan pada teman-teman yang ada di Hong Kong.
Perempuan itu diciptakan Tuhan sebagai penopang dan penolong.

“Seorang perempuan diciptakan Tuhan sebagai penopang dan penolong. Jadi kita harus lebih kuat dari yang kita tolong. Tapi kita tidak boleh jumawa, tetap harus rendah hati sebagai perempuan,” kata Oma dengan 3 cucu ini.

“Seorang suami bisa kuat karena ada penopang dan penolong. Tapi kita tidak perlu sombong kita jadi lebih hebat dari suami. Tetapi harus tetap mengutamakan suami di atas kita. Biarlah masing-masing ada bagiannya. Jadi tetap andalkan Tuhan dan tetap rendah hati. Biarlah kita menjadi teladan yang baik buat anak-anak kita,” terang Pdm asli Manado ini.

Sementara itu Ps Bernard Hutabarat sekaligus penyelenggara acara Natal ini menyampaikan pesan pada anak muda, agar memanfaatkan waktunya dengan baik. Janganlah menyia-nyiakan waktu yang hanya akan mendapatkan penyesalan saja.

“Manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan buang waktumu. Jangan sia-siakan dirimu dengan hal negatif. Penyesalan biasanya di kemudian hari, waktu tidak akan bisa terulang. Kita hari ini adalah hasil dari pilihan kita masa lalu. Jadi, kalau kita ingin masa depannya lebih baik dari hari ini, pilihlah. Hidup itu adalah pilihan. Pilihlah hal-hal yang benar, mulia dan luhur. Tidak hanya untukmu, tapi juga orang lain, bahkan semesta alam,” terangnya.

Dihadiri para jamaah dan undangan dari para perwakilan organisasi, acara ini berjalan khidmat.

Diawali dengan pembukaan, perform dari jemaat, candle light dan dilanjutkan dengan tikar kado.

Acara tikar kalo inilah yang membuat para jamaah dan undangan menjadi antusias. Panitia yang memutar lagu diikuti dengan peserta memegang kado yang diberikan pada peserta sebelah kanannya. Begitu terus sampai lagu berhenti.

Acara yang dimulai pukul 13:30 ini berakhir hingga pukul 16:30 ditutup dengan makan bersama sambil ramah tamah.(esti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.