
Hong Kong, BI – Hanya tinggal hitungan hari Ramadhan 2025 akan segera tiba. Sebelum bulan suci tersebut tiba, ada beberapa amalan yang bisa untuk kita lakukan serta doa untuk menyambutnya.
Seperti yang kita tahu bahwa bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pintu surga akan dibuka dan pintu neraka akan ditutup pada bulan ini. Bahkan, setan akan dibelenggu. Sebagaimana Rasulullah (SAW) bersabda: “Telah datang bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR.Ahmad)
Berikut sejumlah amalan menyambut Ramadhan yang dapat dilakukan oleh umat Islam.
1. Bergembira Dengan Kedatangan Ramadhan
Diantara tanda-tanda keimanan seseorang adalah bersukacita dan bergembira dengan datangnya musim ketaatan. Sebab Ramadhan bagai tamu agung yang akan datang dengan berbagai kebaikan dan keutamaan. Ia datang membawa rahmat, maghfirah (ampunan), pembebasan dari neraka, satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, dan beragam keutamaan lainnya. Karena itu para pecinta dan perindu kebaikan pasti senang dan bersukacita dengan kedatangannya.
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabat bila Ramadhan datang. Beliau menggembirakan mereka agar termotivasi memanfaatkan momen Ramadhan dan berusaha meraup keuatamaannya. Biasanya kabar gembira yang dikabarkan oleh Rasulullah (SAW) berupa penjelasan keistimewaan dan keutamaan bulan Ramadhan. Sebagaimana dalam sebuah Hadits Hasan yang dikeluarkan oleh Imam Nasai dalam Sunannya, Rasulullah menyampaikan kabar gembira kepada sahabat dengan masuknya bulan Ramadhan.
Beliau bersabda, “Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah memfardhukan kepada kalian berpuasa pada bulan ini. Pada bulan ini (pula) pintu langit dibuka, pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sesiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan”. (HR. Nasai).
Sebagai hamba yang sadar dengan berbagai kelemahan, kekurangan, dan kelalaian dalam ibadah selama ini, kita patut bersuka cita dengan kedatangan Ramadhan. Karena ia merupakan momen meningkatkan kwalitas diri dan iman. Kesempatan meraup pahala dan ampunan sebanyak-banyaknya. Semoga dengan perasaan gembira dan sukacita atas kedatangan Ramadhan, akan lahir semangat, tekad dan azam serta kesungguhan mengisi Ramadhan dengan berbagai ibadah. Semoga muncul motivasi meraih kemuliaan Ramadhan sebagai dijelaskan Nabi dalam berbagai haditsnya, seperti pada hadits di atas.
2. Berdoa kepada Allah
Sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafusshalih. Mereka berdoa kepada Allah (SWT) agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan selama enam bulan berikutnya mereka berdoa agar puasanya diterima Allah (SWT). Berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah (SWT). Mu’alla bin al-Fadhl berkata, “Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta’ala selama enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya selama enam bulan berikutnya agar Dia menerima amal-amal shaleh yang mereka kerjakan” (Lathaif Al-Ma’aarif: 174)
3. Mengqadha puasa tahun lalu
Sudah seharusnya kita mengqadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadhan berikutnya. Namun kalau seseorang mempunyai kesibukan atau halangan tertentu untuk mengqadhanya seperti seorang ibu yang hamil dan yang sibuk menyusui anaknya, maka hendaklah ia menuntaskan hutang puasa tahun lalu pada bulan Sya’ban. Sebagaimana Aisyah r.a tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya’ban. Menunda qadha puasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar’i sampai masuk Ramadhan berikutnya adalah dosa, maka kewajibannya adalah tetap mengqadha, dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.
4. Persiapan keilmuan
Menuntut ilmu ibadah hukumnya wajib ’ain. Hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara beribadah dengan benar yaitu sesuai dengan petunjuk Nabi saw sehingga ibadah kita diterima oleh Allah (SWT). Mu’adz bin Jabal (RA) berkata:” Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar tersebut dengan berkata:” Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.
Oleh karena itu, suatu ibadah tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Ibadah tanpa mengikuti petunjuk Rasulullah (SAW) tidak akan diterima Allah (SWT). Rasulullah (SAW) bersabda, ”Barangsiapa yang mengada-adakan urusan baru dalam urusan (agama) kami ini, yang bukan berasal daripadanya, maka amalannya ditolak” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Suatu ibadah akan diterima oleh Allah Saw bila dikerjakan dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi (SAW). Maka, menjelang Ramadhan ini sudah sepatutnya kita untuk mempersiapkan keilmuan kita dengan membaca kitab/buku mengenai Fiqh Puasa dan ibadah yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, tadarus Al-Quran, i’tikaf dan lainnya, agar ibadah kita sesuai Sunnah Nabi (SAW).
5. Membersihkan Hati Dari Berbagai Sifat Dendam dan Hasad Kepada Sesama Muslim
Dendam dan dengki merupakan sifat tercela. Sementara terbebas dari sifat tercela tersebut merupakan ciri orang beriman dan bertakwa. Terbebas dari sifat pendendam merupakan tanda penghuni surga, sebagai dijelaskan oleh Allah dalam surah Al-Hijr ayat 47:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan”. (QS Al-Hijr: 45-47)
Demikian pula dengan sifat hasad (iri hati dan dengki). Ia merupakan sifat buruk yang sangat berbahaya. Ia dapat menghapuskan amalan kebaikan bagai api yang melahap kayu bakar.
Seorang Muslim hendaknya membersihkan dirinya dari sifat buruk ini sebelum memasuki bulan Ramadhan, agar ia memasuki bulan mulia tersebut dengan hati yang bersih dan dada yang lapang serta dapat melaksanakan amaliah Ramadhan dengan hati tenang. Jangan sampai berbagai kebaikan yang dilakukan berupa shiyam, qiyam, sedekah, tilawah, dan ibadah lainnya menjadi sia-sia karena sifat dengki (hasad). Sebab hasad dapat melahap kebaikan seperti api yang menghanguskan kayu bakar.
Demikian lima hal yang perlu diperhatikan seorang Muslim dalam menyambut Ramadhan. Semoga dengan melakukan kelima hal tersebut Allah mengaruniakan taufiq dan kemudahan dalam mengisi Ramadhan, sehingga kita dapat meraup keutamaan Ramadhan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Mudah-mudahan kita dapat keluar sebagai alumni Ramadhan yang memperoleh gelar taqwa.[*]