Dokter Rumah Sakit Meninggal, Diduga Karena Wabah E. Coli
Kemungkinan lain adalah penularan dari manusia ke manusia di lingkungan yang menular
![](https://i0.wp.com/beritaindonesia.hk/wp-content/uploads/2025/02/dokterr-hk.jpg?resize=780%2C470&ssl=1)
Hong Kong, BI [12/02] – Pejabat kesehatan pada hari Selasa [11 Februari] mengonfirmasi bahwa ada seorang ahli onkologi di Rumah Sakit Princess Margaret meninggal Jumat lalu karena dugaan infeksi E. coli yang melibatkan staf rumah sakit.
Dua ahli onkologi lainnya menunjukkan gejala seperti demam, sakit perut, dan diare. Mereka dalam kondisi stabil, dan salah satu dari mereka telah dipulangkan.
Satu sampel feses dinyatakan positif mengandung E. coli penghasil toksin Shiga, sementara dua sampel lainnya, termasuk dari ahli onkologi yang telah meninggal, dinyatakan negatif mengandung bakteri tersebut.
Pusat Perlindungan Kesehatan dan ahli mikrobiologi dari Universitas Hong Kong sedang mencari asal infeksi tersebut.
Albert Au, kepala cabang penyakit menular di pusat tersebut mengatakan makanan merupakan salah satu kemungkinan sumber infeksi, tetapi ketiga dokter tersebut tidak memakan makanan yang sama atau mengunjungi restoran yang sama.
Namun, mereka makan di ruang staf yang sama.
“Kemungkinan lain adalah penularan dari manusia ke manusia di lingkungan yang menular,” kata Au.
“Kami telah mengumpulkan lebih dari 40 sampel lingkungan dari kantor dan toilet Departemen Onkologi. Kami menunggu hasilnya untuk memastikan apakah ada infeksi silang akibat lingkungan,” imbuhnya.
Ahli mikrobiologi Universitas Hong Kong Yuen Kwok-yung mengatakan jarang sekali melihat orang dewasa meninggal karena E. coli penghasil toksin Shiga, dan menegaskan bahwa dokter yang meninggal itu sehat tanpa penyakit yang mendasarinya.
Ia meminta staf rumah sakit lain yang merasa tidak sehat untuk tidak minum obat tanpa petunjuk yang tepat, terutama antibiotik, karena dapat memperburuk kondisi mereka.
Rumah sakit telah membersihkan area yang mungkin terinfeksi, dan meminta stafnya untuk mencari dokter jika mereka merasa tidak sehat.
Sementara itu, Sekretaris Kesehatan Lo Chung-mau menyampaikan kesedihan atas kematian ahli onkologi tersebut.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa malam, Lo mengatakan dokter tersebut “masih merawat pasien di bangsal tepat sebelum timbulnya gejala”.
“Saya sangat tersentuh oleh profesionalisme dokter, semangatnya dalam bekerja, dan kepeduliannya terhadap pasien,” kata Lo, yang menggambarkan dokter muda tersebut sebagai panutan bagi profesi perawatan kesehatan.
“Pusat Perlindungan Kesehatan…sedang melakukan investigasi epidemiologi dan lingkungan terhadap insiden tersebut dengan kekuatan penuh, dan akan menyerahkan laporan dan memberikan penjelasan kepada publik sedini mungkin,” tambahnya.[BI]