Technology

Hati-hati Penipuan Digital, Pensiunan Juga Jadi Incaran

Jakarta, BI [22/04] – Berbagai penipuan digital yang marak terjadi mulai dari phishing hingga pencurian identitas, penipuan digital memanfaatkan celah keamanan dan ketidaktahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi digital serta kurangnya kesadaran masyarakat tentang keamanan dalam transaksi digital.

Dalam modus penipuan digital, terdapat dua jenis penipuan digital yang sering terjadi, yakni phishing dan share card info. Untuk itu memahami cara kerja penipuan digital dan langkah pencegahannya, akan sangat berguna agar kita tetap aman dalam kemajuan dunia digital sekarang ini dan akan datang.

Kewaspadaan tentu merupakan sebuah kunci dari kemampuan kita untuk tidak menjadi korban penipuan digital.

Ada dua hal yang perlu diingat:

Pertama, apapun (link, tautan dll) dan siapapun jika bukan dari pihak atau otoritas resmi, maka jangan dipercaya.

Kedua, data apapun milik kita, itu adalah milik kita yang tidak boleh dibagikan kepada siapapun.

Para penipu di dunia digital ini semakin canggih, dalam cara dan juga modus penipuannya. Mereka selalu mencari cara-cara baru dan korban-korban baru.

Namun demikian, jika kita selalu waspada (tidak percaya siapapun kecuali Otoritas resmi) maka secanggih apapun cara dan modus mereka, tidak akan bisa menipu kita.

Salah satu modus yang sedang marak sekarang ini, adalah penipuan yang mengatasnamakan PT. Taspen. Dan hal ini saya alami sendiri, bukan sekali saja tapi dua kali.

Yang pertama itu ada pesan whatsapp yang masuk di gawai saya. Isinya adalah data-data kepegawaian pribadi milik saya, mulai dari NIP baru dan juga NIP lama, tempat kerja, dan informasi lainnya terkait data kepegawaian saya.

Dengan data yang boleh dikatakan hampir lengkap, sehingga orang bisa percaya pesan wa yang masuk ini adalah betul dari PT. Taspen. Entah bagaimana data-data ini bisa sampai kepada komplotan penipu ini.

Kemudian setelah pesan pertama, masuk lagi pesan berikutnya yang seakan-akan dari Taspen yang mengingatkan tentang autentikasi Taspen. Sambil meminta beberapa data dan juga mengirimkan tautan.

Menerima wa ini, saya hanya bisa tertawa dalam hati. Insting waspada itu langsung muncul, yang pertama data-data saya semua betul dan data itu pasti ada di Taspen, hanya satu yang tak mungkin ada dan diketahui oleh Taspen yaitu nomor WhatsApp saya.

Kemudian yang kedua, si penipu salah membaca data-data saya. Penipu mengira saya sudah pensiun, padahal saya baru akan pensiun tahun depan (2026). Dan yang lucu tautan yang dikirimkan adalah tautan APK atau aplikasi.

Biasanya menghadapi penipuan seperti ini saya usil mau ngerjain, tapi karena sedang puasa dan juga sedang sibuk mengurus pekerjaan. Maka pesan wa itu tidak saya gubris, dan beberapa jam kemudian ternyata semua pesan wa yang dikirim tadi sudah dihapus oleh si penipu.

Kemudian percobaan penipuan kedua, saya alami pagi tadi. Kali ini lewat panggilan telepon HP biasa, dari seseorang yang mengaku dari PT. Taspen yang menanyakan apakah dia berbicara dengan ‘Pak Khairul’ (menyebutkan nama saya dengan ucapan yang salah).

‘Iya, betul saya Chaerul, ada apa? Balas saya, kemudian ia menjelaskan tentang sama seperti modus wa yaitu autentikasi Taspen. Belum selesai dia ngomong udah saya bentak, ‘udah nggak usah ngomong, nanti saya langsung ke kantor Taspen saja. Kalau mau nipu jangan nipu pensiunan bro kasian’.

Nah, kalau tadi dia yang belum selesai ngomong sudah saya bentak. Kali ini saya yang belum selesai ngomong dia yang sudah menutup telpon.

Nomor HP yang dipakai ‘0895001980126, nomor telpon seperti ini kalau masuk ke HP saya biasanya adalah nomor spam, yang biasanya cuma sekali pakai langsung mereka non aktifkan.

Modus penipuan mengatasnamakan PT. Taspen ini sudah marak dan telah memakan banyak korban pensiunan. Dengan kerugian yang cukup wow!, ada yang 105 juta, ada yang 195 juta dan ada yang 250 jutaan, dan masih banyak lagi tentunya.

Yang jadi pertanyaan disini adalah darimana orang-orang jahat ini mendapatkan data calon korbannya terutama nomor HP dan data-data kepegawaian korban dan calon korban?.

Yang perlu diingat jika mendapatkan wa atau telpon dari orang yang tidak dikenal dan mengaku dari suatu lembaga atau apapun janganlah percaya dan jangan diikuti permintaannya, apalagi jika meminta data diri, meminta sejumlah dana, serta meminta klik link dan atau juga tautan.

Kemudian janganlah mengikuti atau menuruti permintaan dari siapa pun apalagi yang terkait dengan yang meminta data diri, meminta sejumlah dana, serta meminta klik link dan atau juga tautan.

Kalau misalnya, penasaran akan benar tidaknya. Bisa langsung menghubungi Otoritas yang resmi, misalnya penipuan yang mengatasnamakan Taspen, yah langsung saja ke Taspen.

Kalau ada kendala tak dapat menghubungi Otoritas resmi, sebaiknya menyampaikannya atau berdiskusi dengan orang-orang terpercaya.

Perlu diketahui modus penipuan digital umumnya ada dua jenis sebagaimana yang telah ditulis di atas. Dua modus itu adalah phishing dan share card info.

Phishing adalah teknik penipuan untuk mencuri informasi pribadi seseorang, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya. Metode yang digunakan umumnya penipu akan menyamar sebagai pihak terpercaya, seperti instansi resmi, bank, e-commerce terkenal dan layanan digital lainnya.

Biasanya phishing dikirimkan melalui email, pesan teks (WA), atau situs web palsu yang mereka buat sedemikian rupa hingga mirip dengan layanan resmi atau instansi resmi.

Nah ketika permintaan si penipu itu kita lakukan maka phishing yang dikirimkan tersebut akan bekerja. Dan HP atau laptop kita sudah dikuasai dan dikendalikan oleh si penipu, lewat semua data penting dan rahasia kita untuk menguras rekening kita.

Sementara itu, share Card Info adalah istilah yang merujuk pada modus penipuan di mana pelaku penipuan menyamar sebagai pihak bank atau lainnya dan meminta korban untuk membagikan informasi yang berkaitan dengan rekening perbankan.

Informasi itu biasanya seperti Nomor kartu, tanggal kedaluarsa, kode CVV/CVC (3 atau 4 digit di bagian belakang kartu), nama pemilik kartu, kode OTP (untuk layanan Mobile Banking atau e-wallet).

Bahaya dari berbagi informasi kartu ini tentu saja adalah ada potensi dan risiko akan digunakan untuk membobol rekening melalui transaksi yang tanpa sepengetahuan pemilik kartu.

Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu menjaga kewaspadaan kita terhadap kejahatan penipuan digital yang semakin marak dan cenderung semakin canggih.[BI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button

AdBlock Terdeteksi!

Silahkan matikan / whitelist website ini jika anda menggunakan AdBlock Extension. Iklan dari website ini sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan bisnis kami. Terima Kasih. - Please turn off / whitelist this website if you're using AdBlock Extension. Advertising from this website is vital for the sustainability of our business. Thank You.