Inner Beauty Itu Bukan Mitos, Ini Faktanya

Jakarta, BI [07/04] – Inner beauty bukanlah mitos. Kebaikan hati nyatanya bisa terpancar keluar dan membuat seseorang terlihat lebih menarik.
Hal itu sudah terbukti melalui studi yang dilakukan sejumlah ilmuwan di Universitas Tel Aviv, Israel. Studi yang diterbitkan dalam British Journal of Social Psychology tersebut menemukan bahwa individu yang memiliki sifat-sifat ‘prososial’ lebih menarik secara fisik.
Untuk membuktikannya, peneliti melakukan 10 eksperimen terhadap lebih dari 4.000 responden. Temuan menunjukkan bahwa orang-orang dengan karakter baik, suka membantu dan dermawan -disebut dengan prososial- secara fisik terlihat lebih cantik atau tampan.
“Kami menemukan bahwa orang yang baik terhadap orang lain dinilai lebih cantik. Jadi kecantikan sebenarnya bukan sekadar kulit luarnya saja – menjadi orang baik juga bisa membuat Anda terlihat lebih menarik,” ujar Dr Natalia Kononov, penulis penelitian, seperti dikutip dari Sky News.
Para peneliti pun cukup terkejut dengan hasil studi yang mereka lakukan. Dr Natalia mengungkapkan bahwa dia dan timnya tidak menyangka akan ada korelasi yang konsisten antara berbuat baik dan daya tarik fisik.
“Kami memang mengira akan melihat hubungan antara perilaku prososial dan daya tarik, namun kami terkejut dengan betapa konsistennya efek tersebut terjadi pada pria dan wanita, baik mereka yang dinilai atau yang melakukan penilaian,” terangnya.
Secara khusus, ‘prososial’ mengacu pada perilaku baik dan bermanfaat bagi orang lain. Sifat ini merupakan ciri kepribadian mendasar.
Dinilai secara universal, prososial menonjol dalam literatur psikologi karena manfaat langsungnya bagi orang lain. Prososialitas tidak seperti sifat-sifat seperti kecerdasan dan kompetensi, yang dipandang positif tetapi tidak berorientasi pada orang lain.
Sifat ini justru memainkan peran unik yang signifikan dalam interaksi sosial karena sifatnya yang berfokus pada hal-hal di luar diri sendiri.
“Ini secara langsung bermanfaat bagi orang lain dan mempunyai dampak besar dalam membentuk kesan, mempengaruhi kepercayaan dan hubungan sosial,” jelas Dr Natalia lagi. (hst/hst)