Anak Keluarga Korban Ledakan Amunisi Afkir TNI Di Garut Diangkat Anak Oleh Dedi Mulyadi

Garut, BI [14/05] – Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat (Jabar) mengunjungi keluarga korban ledakan amunisi afkir di Garut, Jawa Barat. Ledakan tersebut menewaskan 13 orang dengan kebanyakan korban tewas merupakan warga sipil.
Korban warga sipil yang tewas meninggalkan anak-anak yang masih harus sekolah. Prihatin dengan kondisi tersebut, Dedi memastikan kalau anak-anak warga sipil yang menjadi korban ledakan Garut, diangkat anak oleh dirinya.
Dalam kunjungannya itu, Dedi juga sempat berbincang dengan keluarga korban ledakan Garut di RSUD Pameungpeuk. Salah satu korban meninggalkan istri dan anak yang masih berusia 14 tahun.
“Ini Pak, maaf saya izin Pak, perwakilan dari Cidaun. Ini yang korban itu, dua Pak, adik sama kaka, namanya Pak Iyus dan Pak Anwar. “Untuk Pak Anwar, ini anaknya Pak (sambil menunjuk salah satu anak perempuan),” jelas salah satu keluarga korban.
“Berarti ini anaknya? “Berarti yatim sekarang?” tanya Dedi Mulyadi yang kemudian dijawab betul oleh keluarga korban.
Dedi Mulyadi menanyakan status anak korban, yang masih bersekolah di SMA 5 Garut. “Ya udah, kamu jadi anak asuh aku. Kamu sampai kuliah aku urus,” tutur Dedi Mulyadi.
“Satu lagi Pak,” ujar salah satu perwakilan keluarga yang kemudian ditegaskan oleh Dedi Mulyadi bahwa seluruh anak korban ledakan Garut akan diurus hingga jenjang perguruan tinggi. “Amin Ya Allah. Terima kasih Pak,” ucap seluruh keluarga korban.
Tidak hanya itu, Dedi juga akan memberikan bantuan uang tunai kepada keluarga korban. “Satu keluarga saya menyampaikan Rp 50 juta ya,” tutur Dedi Mulyadi yang langsung disambut dengan rasa syukur oleh keluarga korban.
Dedi mengatakan, akan menyampaikan uangnya sesegera mungkin. Salah satu anak korban menceritakan kepada Gubernur Jawa Barat, korban merupakan tulang punggung yang juga meninggalkan anak berusia 5 tahun.
Baca Juga: Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komisi I DPR Bentuk Tim Pencari Fakta, Usut Insiden Ledakan Amunisi TNI di Garut
“Bapak kebetulan tulang punggung keluarga. Bagaimana kedepannya?” tanyanya.
“Ya udah gini, seluruh anak-anak dari keluarga korban itu biaya hidup dan biaya sekolahnya sampai kuliah, saya tanggung jawab. Jadi tanggungan saya,” jawab Dedi.
Dedi mengucapkan, yang meninggal sudah tidak bisa kembali dan diurus hingga pemakaman. Dedi Mulyadi juga menyebut kalau tugas Gubernur bukan mengurus yang sudah mati, namun mengurus yang masih hidup dan memastikan hidupnya baik-baik saja.
“Tugas gubernur bukan ngurusin yang dikuburnya, sudah ada di sini yang bisa ngurus,” tambahnya. Dedi menegaskan, tugas seorang gubernur mengurus anak-anak yang ditinggalkan. “Agar tidak telantar pendidikannya, tidak telantar kehidupannya,” bebernya.[BI]